Ashkelon, Israel, (ANTARA News) - Dua warga sipil tewas di Israel selatan Senin akibat roket yang ditembakkan gerilyawan Palestina di Jalur Gaza, pelayanan medis mengatakan. Satu pria tewas dan delapan orang lainnya terluka, tiga diantaranya luka parah, di kota Ashkelon di Israel selatan. Korban tewas kedua terjadi di lingkungan Nahal Oz persis di utara perbatasan dengan Jalur Gaza, kata petugas medis seperti dilaporkan AFP. Radio publik sebelumnya melaporkan dua orang terluka dalam serangan di Nahal Oz, yang kemudian diklaim oleh Brigade Al-Quds, sayap bersenjata gerakan garis keras Jihad Islam Palestina. Ledakan di Ashkelon terjadi di pusat kota dekat sebuah bangunan yang dilaporkan media Israel digunakan oleh pekerja yang sebagian besarArab. Petugas medis mengatakan pria yang tewas itu adalah seorang Arab Israel yang bekerja di tempat itu di kota yang terletak sekitar 13 Km di utara Jalur Gaza, yang Hamas perintah sejak Juni 2007. Sayap bersenjata Hamas itu mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan mereka telah menembakkan "tiga roket tipe-Grad" di Ashkelon. Hingga kini tiga warga sipil Israel tewas akibat tembakan gerilyawan Palestina sejak Sabtu ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Jalur Gaza. Serangan Israel sedikit-dikitnya menurut pihak medis telah menewaskan 345 warga Palestina dan melukai lebih dari 1.550 orang. Roket lainnya menghantam kota Israel Ashdod pada Senin malam dan melukai lima orang, satu di antaranya dalam keadaan kritis, katag jurubicara Magen David Adom atau palang merah Israel. Ia mengatakan roket tipe-Grad dengan jarak tembak 40 Km itu menghantam sebuah tempat langsiran kereta api. Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan dalam satu pernyataan di Gaza, brigade itu juga telah menembakkan roket yang menghantam Ashdod. Roket Grad lebih akurat ketimbang Qassam yang biasanya lebih banyak digunakan oleh kelompok bersenjata Palestina. Orang yang tinggal di Israel utara 20 Km dari perbatasan dengan Gaza telah dinasehati sejak Sabtu untuk tetap di tempat perlindungan umum atau pribadi kapanpun mungkin. Ketika pengamatan radar Israel mendeteksi sebuah roket masuk, orang setempat hanya memiliki kurang dari satu menit untuk berlindung.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008