Semarang,  (ANTARA News) - Juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram) WBA, Chris John mulai melakukan latihan fisik sejak bergabung di Sasana Harry`s Gym di Perth, Australia. Minggu (28/12).

"Saya sudah mulai latihan peningkatan fisik dan `conditioning`, mengingat sudah hampir dua bulan latihannya kurang teratur," katanya ketika dihubungi dari Semarang, Selasa.

Sejak mempertahankan gelar melawan Hiroyuki Enoki dalam tarung wajib atau "mandatory fight" di Jepang, akhir bulan Oktober 2008, petinju yang memiliki nama lengkap Christian Johanes ini praktis tidak latihan baik fisik maupun teknik.

Apalagi, manajer sekaligus pelatihnya, Craig Christian juga mengizinkan Chris John untuk istirahat sambil proses penyembuhan luka di bagian mukanya yang mendapat jahitan sebanyak 70 buah akibat pertarungannya melawan petinju Jepang tersebut.

Ketika ditanya lawan berikutnya untuk mempertahankan gelar yang ke-11 kalinya, petinju kelahiran Kabupaten Banjarnegara, Jateng, tersebut belum berani berbicara karena belum ada kesepakatan antara calon lawan dengan manajernya.

"Saya belum berani omong soal itu karena belum ada kesepakatan yang pasti," kata petinju dengan julukan "The Dragon".

Saat disampaikan apakah calon lawannya adalah petinju yang masuk daftar peringkat penantang kelas bulu WBA, bapak dua orang putri itu juga belum berani berbicara soal itu, termasuk petinju yang sedang dinego oleh Craig Christian.

"Nanti saja kalau sudah ada kepastian, akan saya kabari," kata petinju yang baru saja membuka cafe internet di Kabupaten Kudus, Jateng.

Ketika ditanya apakah di Australia itu sampai pertarungan berikutnya atau kembali dulu ke Indonesia terlebih dulua, dia mengatakan, masih dipertimbangkan dulu kepastiannya.

Kalau lawannya sudah pasti dan waktunya sangat dekat, tentunya bapak dua orang putri itu berlatih di Australia hingga pertarungan berikutnya, begitu pula sebaliknya.

Chris John berangkat ke Perth, Australia, hari Minggu (28/12), setelah hampir dua bulan menjalani istirahat usai bertarung di Jepang tanggal 24 Oktober 2008.(*) 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008