Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Tokyo ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin, karena data produk domestik bruto (PDB) Jepang yang lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal Oktober-Desember memicu kekhawatiran tentang kesehatan masa depan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu di tengah suasana suram.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) mengalami kerugian 164,35 poin atau 0,69 persen, dari tingkat penutupan Jumat (14/2), menjadi mengakhiri perdagangan di 23.523,24 poin.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo berkurang15,10 poin atau 0,89 persen, menjadi berakhir pada 1.687,77 poin. Data menunjukkan ekonomi Jepang mengalami kontraksi pada laju tahunan 6,3 persen untuk periode Oktober-Desember, menyusut pada laju tercepat sejak kuartal kedua 2014.

Ekonomi Jepang menyusut pada laju tercepat dalam hampir enam tahun pada kuartal Desember karena kenaikan pajak penjualan tahun lalu memukul pengeluaran konsumen dan bisnis, menyoroti prospek rapuh yang diperburuk oleh meningkatnya risiko virus corona.

Para analis mengatakan dampak meluas dari epidemi, yang merusak output dan pariwisata, dapat merusak pertumbuhan pada kuartal saat ini dan mendorong Jepang ke dalam resesi -- yang didefinisikan sebagai dua kuartal penurunan berturut-turut.

Saham-saham transportasi udara, makanan dan saham-saham yang berorientasi pada produk logam paling banyak mencatat penurunan pada akhir perdagangan.

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020