Dengan adanya ODSP, seluruh proses perizinan di SKK Migas yang menyangkut investasi migas hanya butuh 3 hari selesai
Yogyakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjanjikan layanan perizinan terpadu One Door Service Policy (ODSP) yang hanya butuh waktu tiga hari dalam upaya mencapai target produksi 1 juta barel minyak pada 2030.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan proses perizinan saat ini cukup satu pintu sehingga mempermudah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) saat mengurus perizinan.

"Dengan adanya ODSP, seluruh proses perizinan di SKK Migas yang menyangkut investasi migas hanya butuh 3 hari selesai," kata Julius saat menjadi pembicara dalam Forum Sharing Teknologi dan Operasi Migas yang diselenggarakan PT Pertamina EP di Yogyakarta, Rabu.

Ia menyebutkan ODSP merupakan salah satu strategi SKK Migas dalam menyelesaikan hambatan dalam perizinan yang berkaitan dengan proyek migas. Program ini pada dasarnya bertujuan untuk "membantu" Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam mengurus perizinan kegiatan hulu migas.

Selain itu, membuat sistem pengurusan perizinan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas menjadi lebih cepat, efisien, terukur, terkoordinasi dan terpantau dengan baik.

"Sekaligus mendukung penciptaan iklim usaha di sektor hulu migas agar mampu bersaing dengan negara-negara lain khususnya Malaysia, Thailand dan Vietnam," katanya.

SKK Migas sudah menerapkan ODSP pada Januari 2020, dengan didahului sosialisasi bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Menurut Julius Wiratno, kemudahan perizinan merupakan bagian dari transformasi SKK Migas untuk mencapai target rencana jangka panjang produksi migas nasional satu juta bopd, yaitu Clear Vision, Smart Organization, One Door Service Policy, Commercialization dan Digitalization.

SKK Migas juga menerapkan empat strategi jangka panjang yang menjadi perhatian utama untuk mengejar produksi satu juta bopd di tahun 2030. Strategi yang pertama adalah mengedepankan eksplorasi yang masif dan intensif. Strategi kedua, mendorong dan mengampanyekan penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) di lapangan mature.

Sementara strategi berikutnya adalah mengakselerasi dan monetisasi proyek-proyek utama, sehingga mempercepat potensi sumberdaya menjadi lifting. Strategi keempat mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi sekaligus menahan penurunan produksi alami.

Julius Wiratno mengatakan realisasi produksi minyak nasional pada 2019 adalah 745,1 ribu barel per hari. Untuk target APBN 2020 adalah 755 ribu barel per hari.

Sedangkan untuk lifting minyak, realisasi 2019 adalah 746,3 ribu barel per hari dan target APBN 2020 mencapai 755 ribu barel per hari.

Baca juga: Lifting migas nasional hanya capai 90,5 persen dari target APBN

Baca juga: SKK Migas targetkan produksi 1 juta barel minyak pada 2031


 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020