Jakarta (ANTARA News) - Ekonom International Center for Applied Finance and Economics (Intercafe), Iman Sugema, menyatakan krisis finansial global telah memasuki babak ketiga yaitu memasuki krisis yang lebih dalam dan memiliki daya sebar kuat (propagation). "Ciri krisis babak ketiga ini bisa dilihat dari mewabahnya kebangkrutan perusahaan sektor riil maupun finansial," kata Iman Sugema ketika menyampaikan hasil kajian Intercafe di Jakarta, Minggu. Menurut dia, babak ketiga krisis juga ditandai dengan resesi ekonomi dan negara-negara maju dan angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang makin membesar. Dana Moneter Internasional (IMF) pada Januari lalu memprediksi tingkat pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju pada 2009 ini akan turun drastis menjadi minus dua persen. Sementara untuk angka PHK, Organisasi Buruh Internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (ILO) memperkirakan jumlah orang yang terkena PHK di seluruh dunia meningkat hingga 50 juta orang. "Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibanding perkiraan sebelumnya yang hanya 20 - 25 juta orang," kata Iman Sugema. Menurut dia, dunia sudah melalui dua tahap sebelumnya yaitu trigger (adanya pemicu), crash (adanya benturan), dan propagation. "Krisis telah melewati pemicu, yang kemudian diikuti dengan crash, dan propagation. Indonesia menjadi salah satu negara yang terimbas dampak krisis global," katanya. Tahun ini, diperkirakan akan terjadi penurunan permintaan global yang diikuti dengan penurunan harga dan PHK massal. Selain itu juga akan terjadi penurunan volume perdagangan yang dampaknya cukup mendalam. Berbeda dengan perkiraan pemerintah yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekspor Indonesia akan mengalami penurunan dari perkiraan awal 5,0 persen menjadi 2,5 persen bahkan 1,0 persen, Iman memperkirakan, pertumbuhan ekspor Indonesia tahun 2009 akan mengkerut menjadi sekitar minus 3,0 persen. "Bahkan kalau perkiraan meleset, bisa minus 5,0 hingga 7,0 persen. Ini turun drastis dibanding 2008 yang mencapai 10 persen," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009