Cikeas (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, menyatakan Partai Demokrat tidak bermaksud untuk melecehkan Partai Golkar.

Pernyataan tersebut disampaikan Yudhoyono dalam konferensi pers di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jabar, Selasa malam, menanggapi pernyataan Jusuf Kalla yang menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Achmad Mubarok.

Achmad Mubarok dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat yang digelar 8-9 Februari 2009 menyatakan Partai Demokrat belum menentukan calon wakil presiden Jusuf Kalla untuk calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingat Partai Golkar diperkirakan hanya akan memperoleh suara sebanyak 2,5 persen.

Pernyataan Mubarok itu ditanggapi langsung oleh Jusuf Kalla yang sedang berada di Den Haag, Belanda.

Kalla meminta agar Partai Golkar tidak dianggap remeh pada Pemilu 2009.

Kalla mengatakan orang yang menyatakan Golkar hanya mendapatkan suara sebanyak 2,5 persen berarti tidak tahu apa-apa tentang Partai tersebut.

Yudhoyono mengatakan ia memahami apabila pernyataan Mubarok itu membuat kader Partai Golkar emosi dan berperasaan tidak enak.

"Dalam kapasitas ketua dewan pembina didampingi ketua umum dan sekjen, saya ingin menyampaikan secara resmi terhadap semuanya itu. Yang jelas, Partai Demokrat tidak pernah berpikir untuk melecehkan Partai Golkar. Tidak ada niat, dan tidak ada pikiran sama sekali," jelas Yudhoyono.

Yudhoyono mengatakan Partai Golkar adalah sahabat dekat Partai Demokrat dan hubungan dua keluarga besar itu selama ini berjalan dengan baik.

"Saya sebagai pribadi dan Partai Demokrat menghormati Partai Golkar sebagai partai senior yang sudah tumbuh berkembang sejak Orde Baru. Kami lihat Partai Golkar seperti itu sehingga tidaklah mungkin kami sebagai partai lebih muda bermaksud melecehkan, merendahkan Partai Golkar," tutur Yudhoyono.

Yudhoyono menjelaskan ia sendiri terperanjat dengan pernyataan Mubarok tentang Partai Golkar.

Menurut Yudhoyono, pernyataan Mubarok itu sama sekali di luar pengetahuan kepengurusan partai, apalagi pengetahuan dirinya.

"Pernyataan itu bagi saya juga sungguh di luar dugaan. Tidak pernah terpikir oleh saya, oleh Partai Demokrat, sekarang ini berbicara pasangan apalagi dengan konteks ukurannya adalah perolehan partai A, partai B, dan partai C dalam Pemilu legislatif ini," jelasnya.

Yudhoyono mengatakan ia telah memberikan teguran langsung kepada Mubarok karena mengeluarkan pernyataan yag tidak hati-hati dan memperkeruh suasana.

Padahal, lanjut dia, sebagai ketua dewan pembina ia telah berulangkali mengimbau para kader demokrat agar tidak mudah terpancing dan sembarang mengeluarkan pernyataan.

Yudhoyono mengatakan ia juga telah sejak enam bulan lalu memberi pengarahan agar Partai Demokrat fokus pada Pemilu legislatif dan jangan dulu berbicara soal calon wakil presiden, apalagi kemungkinan koalisi.

Presiden berharap pernyataan Mubarok yang kemudian ditanggapi langsung oleh Jusuf Kalla itu tidak merusak hubungan keduanya dalam kapasitas presiden dan wakil presiden.

"Dengan penjelasan saya ini, harapan saya hubungan saya dengan Jusuf Kalla dalam kapasitas sebagai presiden dan wakil presiden saya harapkan tetap baik. Kami sama-sama emban amanah rakyat sebagai presiden dan wakil presiden yang harus menjalankan tugas sebaik-baiknya sampai masa bakti berakhir pada 20 Oktober 2009," tuturnya.

Koalisi antara Partai Demokrat dan Partai Golkar, lanjut Yudhoyono, secara etika harus tetap dipelihara hingga masa bakti jabatan tersebut berakhir.

"Dengan demikian harapan saya koalisi atau kerja sama yang terjalin selama ini tetap bisa kita pertahankan. Sebagai pemimpin harus bisa menimbang dan memilah, tidak boleh terjadi satu dua isu kecil mengubah struktur kerja sama, kebersamaan ini," tuturnya.

Yudhoyono membantah bahwa pernyataan Mubarok itu adalah strategi politik.

Ia mengatakan orang yang menilai masalah itu sebagai spekulasi politik adalah berburuk sangka.

"Kalau ada yang menganggap itu strategi bisa saja, pikiran-pikiran yang saya sebut berburuk sangka itu. Tapi di hadapan Allah saya bersumpah berkata jujur dan benar," ujarnya.

Yudhoyono menegaskan ia bukan tipe orang yang mengorbankan orang lain, apalagi Mubarok, hanya demi sebuah spekulasi politik.

"Mubarok polos apa adanya, beliau bukan tipe pandai bersiasat menata kata-katanya," demikian Yudhoyono.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009