Jakarta,  (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melepas enam personel tim Disaster Victims Identification (DVI) ke Australia, untuk membantu proses identifikasi terhadap jenazah korban kebakaran hebat di negara bagian Victoria.

Enam dari 20 personel Tim DVI pimpinan Kombes Pol dr Musaddeq Ishaq itu dilepas keberangkatannya oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda dan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Dahuri di Jakarta, Jumat.

Kapolri mengatakan, gelombang pertama Tim DVI berjumlah enam orang itu akan berada di Australia selama 20 hari, untuk kemudian diganti oleh gelombang kedua yang berjumlah enam personel pula, untuk membantu identifikasi jenazah yang sudah sulit dikenali.

"Secara keseluruhan keberadaan Tim DVI di Australia dengan kebutuhan. Kemana mereka akan dikerahkan, disesuikan petunjuk dan kebutuhan pihak Australia. Jadi, masalah teknis ditentukan di sana," kata Bambang.

Ia menambahkan, pengiriman Tim DVI ke Australia sesuai dengan permintaan Pemerintah Australia ke Indonesia mengingat Polri memiliki tim DVI dengan spesifikasi khusus.

"Tim ini sudah lengkap, ada ahli patologi, ontologi, dan kemampuan untuk mendalami DNA jenazah," ujarnya.

Sementara secara terpisah, Ketua Tim DVI Kombes Pol Musaddeq mengatakan, mereka akan berada di Australia dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

"Kami berada di sana sampai tugas dinyatakan selesai, sampai proses identifikasi selesai. Sesuai ketentuan internasional setiap dua minggu personel DVI harus dirotasi," katanya.

Meski terjadi rotasi terhadap personel DVI, namun Musaddeq sebagai ketua tim tetap akan berada di Australia, ungkapnya.



Simpati



Pada kesempatan yang sama, Menlu Hassan Wirajuda mengatakan, pengiriman TIM DVI Polri dan bantuan dana sekitar satu juta dolar AS merupakan bentuk simpati pemerintah Indonesia terhadap Australia yang tengah mengalami musibah.

Menlu mengatakan, Indonesia tidak bisa melupakan bantuan-bantuan yang pernah diberikan Australia ketika Indonesia menghadapi berbagai bencana seperti tsunami di Aceh dan Nias, gempa di Yogyakarta dan peristiwa Bom Bali.

Sementara itu, Duta Besar Australia untuk RI Bill Farmer ketika ditanya wartawan mengatakan, pihaknya menyambut baik kerja sama kepolisian Indonesia dengan kepolisian Australia dalam menangani situasi bencana.

"Ini baik sekali bahwa kepolisina Indonesia dapat membantu dan bekerja sama," katanya, seraya mencontohkan kerjasama kepolisian Indonesia-Australian dalam pengungkapan Bom Bali.

Dubes Farmer juga menyambut baik tawaran Indonesia untuk membantu membangun kembali sekolah-sekolah yang hancur di Victoria.

Farmer menilai, hal itu sebagai simbol kemitraan yang baik antara Indonesia - Australia.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009