Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta proses reintegrasi masyarakat Aceh terus dijaga dan disukseskan untuk kemajuan pembangunan daerah itu.

"Proses reintegrasi paska konflik harus dikawal, dipelihara dan disukseskan. Saya percaya membangun kepercayaan perlu waktu. Masih saya lihat dan dengar saling curiga meski skalanya makin kecil, dan itu biasa terjadi dalam proses reintegrasi," katanya usai sholat Jumat di Masjid Baiturrahim Kompleks Istana Presiden Jakarta.

Menurutnya, proses penyatuan kembali masyarakat Aceh hendaknya tetap berlanjut meski Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh akan mengakhir tugasnya pada April mendatang.

"Jangan sampai ini terganggu. semua bertanggungjawab berhentinya konflik bersenjata, bertanggungjawab disepakatinya penghentian konflik, bertanggungjawab agar proses reintegrasi dan trust buliding berjalan baik, bertanggungjawab pembangunan Aceh semakin baik ke depannya dan bertanggungjawab Aceh tetap dalam bingkai NKRI," katanya.

Presiden juga mengulangi pesannya saat membuka Forum Koordinasi Aceh Nias IV di Jakarta Convention Hall, Jumat pagi ini yang meminta proses pembangunan di Nangroe Aceh Darussalam dan Nias pasca selesainya tugas BRR harus terus memiliki akuntabilitas, transparansi, dan menjunjung asas pemerintahan yang bersih.

Presiden meminta pemerintah daerah, sejumlah departemen, dan badan yang terlibat dalam pembangunan di Aceh dan Nias berkoordinasi dengan baik sehingga tata kelola pemerintahan yang baik serta pembangunan berkelanjutan dapat dicapai.

"Saya mengharapkan kaidah-kaidah dari tata pemerintahan yang baik seperti transparan, akuntabel dan bersih dapat dilanjutkan dalam proses selanjutnya," kata Presiden.

Ia menambahkan, pola tanggap darurat dan proses rehabilitasi pasca bencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak saat terjadi bencana di Aceh maupun Nias telah mendapat pengakuan secara internasional sebagai sebuah operasi kemanusiaan yang berhasil.

"Ini diharapkan dijadikan model untuk mengatasi situasi darurat dan penanganan pasca bencana di berbagai daerah," katanya.

***1***

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009