Kediri (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Pramono Anung mendekati pemilih pemula dengan menjadi tamu kehormatan saat para siswa SMA Pawyatan Daha, Kelurahan Balowerti, Kota Kediri upacara bendera, Senin.

Dihadapan para pelajar tersebut, Pramono yang ikut mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu mengatakan, sebagai pelajar harus meraih cita-cita setinggi mungkin.

Tapi, ia mengelak jika kedatangannya ke sekolah itu untuk kampanye. Menurut dia, kehadirannya ke sekolah sebagai reuni, mengingat pernah mengecap dunia pendidikan di sekolah itu.

"Kedatangan saya ke sekolah tidak ada hubungannya dengan pencalegan. Sejak kecil, saya dibesarkan dalam keluarga pendidik dan sekolah di sini," katanya ditemui di sekolah dengan rombongan.

Ia justru mengaku prihatin dengan perhatian guru yang saat ini masih minim, terutama kesejahteraan. Bahkan, hal itu sangat terlihat di antara sekolah negeri dan swasta.

Pramono juga menyesalkan alokasi biaya dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) hingga 20 persen atau sekitar Rp200 triliun hingga saat ini kurang maksimal.

"Pengalokasian anggaran pendidikan itu hingga saat ini kurang maksimal. Anggaran itu justru digunakan untuk kegiatan kurang produktif seperti seminar," katanya.

Ia berharap, anggaran tersebut selain untuk kegiatan yang lebih produktif seperti peningkatan mutu pendidikan, tapi juga untuk kesejahteraan pendidik.

Wakil Kepala SMA Pawyatan Daha, Sony Tataq mengaku tidak keberatan atas pencalegan mantan anak didiknya itu. Ia justru bangga, salah seorang alumni menjadi tokoh di Indonesia.

"Kedatangan ke sekolah ini hanyalah silaturrahim. Tidak ada unsur permohonan dukungan," katanya.

Selain itu, lanjut Sony, ayah Pramono, Kasbi Prayitno pernah menjabat sebagai kepala sekolah sekitar tahun 1989 lalu, sehingga masih mempunyai ikatan keluarga.

Menyinggung tentang pendekatan untuk meraih simpatik pihak sekolah dan para pelajar, Sony sudah menyerahakan pada masing-masing individu untuk menentukan dukungan.

Di sekolah tersebut, terdapat sekitar 1.300 pelajar yang terdiri dari kelas X-XII (atau kelas 1-3). Dari jumlah tersebut, hampir 1.000 di antaranya sudah mempunyai hak pilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) April 2009 mendatang.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009