Gary Sick, dari University of Columbia, mengatakan Jumat bahwa menurut keterangan intelijen AS, Iran menghentikan "percobaannya dalam program senjata nuklir pada 2003, setelah Saddam Hussein dikalahkan dan ancaman Irak terhadap Iran terhapus".
Mohamed ElBaradei, Direktur Jenderal IAEA, menyerahkan kepada anggota Dewan Gubernur lembaga PBB itu laporan paling akhirnya mengenai program nuklir Iran.
Dalam laporan tersebut, ia mengatakan, program nuklir Iran tak dialihkan ke tujuan militer dan lembaga itu terus mengabsahkan sifat non-militer dalam program nuklir Iran.
Sick mengatakan instalasi nuklir Iran termasuk mesin sentrifugalnya berada di bawah pemeriksaan dan pengawasan rutin IAEA.
"Hari ini, setelah lebih dari dua dasawarsa, Iran memiliki satu pembangkit listrik tenaga nuklir yang masih belum berfungsi dan program pengayaan uranium yang melibatkan sebanyak 5.000 sentrifugal berkapasitas rendah di bawah pemeriksaan dan pemantauan rutin oleh Badan Tenaga Atom Internasional," kata Sick.
Sick, yang merujuk kepada tujuan damai Iran dalam memiliki program nuklir, mengatakan Teheran terus mengumumkan, "Negara itu tak bermaksud membuat senjata nuklir dan senjata semacam itu adalah anti-Islam."
Sick menyatakan IAEA, meskipun mencurigai tujuan akhir Iran, tak menemukan bukti yang dapat dipercaya mengenai program senjata nuklir di Iran.
Teheran berkeras program nuklirnya hanya bertujuan damai tapi Barat menuduh negeri tersebut menghasilkan uranium yang diperkaya buat tujuan militer.
Selama beberapa kali, IAEA telah menyatakan bahwa kegiatan nuklir Iran tidak ditujukan bagi penerapan militer.
Media Inggris melaporkan Jumat bahwa Iran telah memperlambat angka kemampuan pengayaannya. Mereka juga mengutip keterangan beberapa pejabat PBB yang mengatakan negeri tersebut telah menimbun lebih dari 1.000 kilogram uranium hasil pengayaan rendah meskipun Teheran memiliki lebih sedikit pengoperasian sentrifugal sejak November lalu.
Awal pekan lalu, Sick mengatakan kepada sejumlah ahli di London bahwa pendekatan Barat terhadap program nuklir Iran dalam beberapa dasawarsa belakangan telah tersesat dan tidak efektif.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Indonesia kalau perlu harus punya senjata nuklir biar bisa membalas kalau diserang dan tenaga listrik nuklir untuk mengatasi kekurangan energy listrik.
Merdeka Indonesia
Selama 60 tahun Amerika membenci Iran karena kasus penyandraan 400 orang di kebudesnya di teheran selama 444 hari, oleh milisi dan mahasiswa pada waktu pergantian rezim.
Amarika masih dendam dengan tindakan rezim iran saat ini yang membiarkan dan terkesan mendukung penyandraan tersebut. Akibatnya, Amerika menggerakkan tangannya (Irak) utk gempur Iran, hasilnya, perang ini makan korban 1-2 juta terbunuh.
Ahmadinajet dituduh AS juga ikut aksi penyandraan tsb
nuklir mmg teknologi hebat dengan efesiensi yang sangat-sangat tinggi; sangat bermanfaat.
tp semakin tinggi manfaat/keuntungan dari ssuatu mk smakin tinggi pula tingkat resiko yg dimiliki. smakin tinggi suatu teknologi mk semakin kabur juga batas antara baik dan buruk, tergantung si pengguna. sedangkan pendapat ttg si pengguna sangat bergantung kepada siapa yg mlihat dan dari sisi mana dia melihat. barat emang brengsek!