Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Achmad Budiharto menyayangkan rencana atlet ganda campuran Tontowi Ahmad mengundurkan diri dari Pelatnas PBSI.

“Dengan konsisten saya akan bilang, sayang sekali kalau dia (Tontowi) pergi, karena sampai sekarang dia masih memiliki potensi yang cukup baik. Jadi, sayang sekali kalau mundur,” kata Budi di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Kamis.

Baca juga: Hendra/Ahsan kembali ke pelatnas

Menurut dia, dengan potensi dan segudang pengalaman yang dimiliki oleh Tontowi, pemain berusia 32 tahun itu diharapkan dapat berbagi ilmu dengan para juniornya di Pelatnas. Dia pun berharap agar Tontowi menunda keputusannya untuk mengundurkan diri.

“Disini (Pelatnas), dia bisa berbagi pengalaman dengan para juniornya. Dia bisa memberikan pengetahuan sekaligus mengajarkan teknik bermain bulu tangkis kepada adik-adiknya. Dari segi kualitas dan bimbingan, kami masih membutuhkan dia,” ujar Budi.

Meskipun demikian, dia menuturkan sampai saat ini masih belum menerima surat pengunduran diri secara resmi dari Tontowi. Dengan begitu, Tontowi masih tercatat sebagai atlet Pelatnas PBSI.

Baca juga: Tontowi masih meyakini kemampuan Apriyani

“Resminya, semua atlet yang ingin mengundurkan diri dari Pelatnas akan kirim surat. Tapi Alhamdulilah sampai sekarang belum ada surat dari dia (Tontowi). Kami berharap jangan sampai mundur,” tutur Budi.

Sementara itu, mengenai kelanjutan masa depan Tontowi di Pelatnas PBSI, dia mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabidbinpres) PBSI Susy Susanti.

“Soal ke depannya bagaimana, itu sangat tergantung sama mbak Susy sebagai Kabidbinpres PBSI. Kalau saya pribadi berharap dia (Tontowi) jangan mundur, tetap di Pelatnas,” ungkap Budi.

Baca juga: Soal Praveen, Sekjen PBSI: semua atlet Pelatnas harus ikuti aturan

Pada Februari 2020, Tontowi Ahmad dikabarkan berencana keluar dari Pelatnas PBSI. Rencana itu pun telah disampaikan oleh Tontowi kepada pelatihnya Richard Mainaky.

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020