Indeks acuan S&P 500 berakhir turun lebih dari 10 persen dari penutupan tertinggi 19 Februari,
New York (ANTARA) - Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan saham bank dan perusahaan perjalanan terpukul, karena gelombang baru ketakutan tentang penyebaran virus corona dan dampak ekonominya mencengkeram investor.

Penurunan tajam itu, terjadi hanya satu hari setelah kemenangan Joe Biden dalam pemilihan pendahuluan "Super Tuesday" calon presiden Demokrat mendorong reli saham-saham AS, dengan Dow melonjak lebih dari 1.100 poin,

Indeks-indeks utama ditutup jatuh lebih dari tiga persen, dengan Dow Jones Industrial Average anjlok 969,58 poin atau 3,58 persen, menjadi 26.121,28 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 106,18 poin atau 3,39 persen, menjadi berakhir di 3.023,94 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 279,49 poin atau 3,1 persen menjadi 8.738,60 poin.

Indeks acuan S&P 500 berakhir turun lebih dari 10 persen dari penutupan tertinggi 19 Februari, setelah pekan lalu mencatat penurunan persentase mingguan terbesar sejak Oktober 2008.

Virus corona telah menyebabkan lebih dari 3.300 kematian di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, kasus-kasus baru dari virus yang menyebar luas dilaporkan pada Kamis (5/3/2020) di sekitar New York dan di San Francisco.

Dalam perkembangan terakhir, Alphabet Inc Google bergabung dengan perusahaan teknologi besar lainnya dalam merekomendasikan karyawan di wilayah kerja Seattle bekerja dari rumah.

"Tidak ada cara untuk menempatkan kerangka kerja di sekitar ini, tidak ada cara untuk memodelkannya, karena Anda tidak tahu," kata Carol Schleif, wakil kepala pejabat investasi di Abbot Downing di Minneapolis. "Pasar jelas diperdagangkan pada emosi hari ini dan bukan fundamental karena mereka tidak bisa mematok di mana fundamental berada."

"Orang-orang mencoba untuk menguji posisi paling dasar, mencoba untuk memutuskan Jumat lalu (28/2/2020) adalah titik terendah, setidaknya dalam waktu dekat, untuk langkah ini atau apakah ada lebih banyak penurunan ke depan," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research.

Sektor keuangan jatuh 4,9 persen karena berlanjutnya penurunan dalam imbal hasil surat utang pemerintah membebani saham-saham bank yang sensitif terhadap suku bunga. Imbal hasil surat berharga 10-tahun turun menjadi 0,91 persen.

Saham JPMorgan Chase turun 4,9 persen dan Bank of America Corp turun 5,1 persen.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir negatif, tetapi sektor defensif, seperti utilitas dan kebutuhan pokok konsumen, turun lebih rendah dari pasar keseluruhan.

Indeks Volatilitas CBOE, pengukur rasa takut Wall Street, melonjak 7,62 poin menjadi 39,61.

Saham perusahaan dalam industri perjalanan dan liburan dihukum. Indeks maskapai S&P 500 tergelincir 8,2 persen, termasuk penurunan 13,4 persen untuk American Airlines Group Inc.

Epidemi virus corona dapat merugikan maskapai penerbangan penumpang hingga 113 miliar dalam pendapatan tahun ini, sebuah badan industri memperingatkan.

Saham-saham operator pelayaran anjlok setelah kapal pesiar Grand Princess, yang dimiliki oleh Carnival Corp, dilarang kembali ke pelabuhan asalnya San Francisco karena kekhawatiran akan virus corona setelah setidaknya 20 orang di atas kapal jatuh sakit. Saham Carnival anjlok 14,1 persen, sedangkan Royal Caribbean Cruises terjun 16,3 persen.

Data menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun minggu lalu, menunjukkan pasar tenaga kerja berada di atas pijakan yang kokoh meskipun ada wabah virus corona, dengan investor mengawasi laporan ketenagakerjaan AS untuk Februari.

Sekitar 12 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas rata-rata harian 10,2 miliar selama 20 sesi terakhir.

Baca juga: Joe Biden dorong Wall Street melonjak, Dow reli lebih dari 1.100 poin
Baca juga: Wall Street turun tajam, meski Fed pangkas suku bunga darurat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020