Jakarta (ANTARA News) - Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) menilai situasi pasar saham dalam waktu tiga-empat bulan ke depan masih sulit diprediksi atau cenderung mengalami fluktuasi menyusul adanya krisis ekonomi global yang berdampak di berbagai sektor industri.

Oleh karena itu, kata Plt Dirut Dapenbun, Soetidja Prawiradinata di Jakarta, Minggu, pihaknya akan mengubah pola investasi yang selama ini bergerak di sektor saham dan obligasi swasta, akan diganti ke obligasi milik negara atau Surat Utang Negara/SUN.

"Dapenbun ini dananya-kan milik para pensiunan perkebunan, kalau yang utang negara, pasti akan dikembalikan, dan tidak mungkin akan dikurangi," katanya.

Menurutnya, pihaknya merasa perlu mengubah arah investasi mengingat situasi di pasar saham yang demikian labil.

"ke depan, investasi-investasi akan lebih banyak diarahkan ke Surat Utang Negara (SUN), obligasi Pemerintah dan Reksadana, sedangkan untuk saham sementara kita belum transaksikan sampai keadaan membaik untuk menghindarkan cut loss," katanya.

Kebijakan perubahan arah investasi itu sudah disetujui Dewan Pengawas dan Pendiri Dapenbun dalam rapat RKAP 2009 bersama Direksi Dapenbun pada akhir Desember 2008. Kebijakan untuk mengubah arah investasi itu, menurut Soetidja, bersasaran pada perolehan hasil investasi yang lebih baik dan stabil.

Perubahan arah investasi itu, katanya, tetap berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan No.199/PMK.010/2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Investasi Dana Pensiun. Selain itu, juga mengacu kepada peraturan Bapepam-LK nomor: PER-01/BL/2009 tertanggal 15 Januari 2009 tentang dasar penilaian jenis-jenis investasi dana pensiun, selain pula arahan investasi dari Pendiri Dapenbun.

Ia juga mengatakan, saat ini peserta Dapenbun per 31 Desember 2008 berjumlah 329.958 orang yang terdiri dari 199.024 Peserta Aktif (karyawan yang masih bertugas) dan 130.934 orang eks karyawan yang telah menjalani masa pensiun.

Jumlah Investasi Dapenbun pada 2008 mencapai Rp3.095.510 juta, nilai wajarnya (nilai pasar pada akhir tahun) berjumlah Rp2.891.328 juta sebagai akibat krisis global yang menekan indeks di pasar modal.

Investasi tersebut terbagi dalam investasi Jangka Pendek (deposito) 12,4 persen, investasi Jangka Menengah (di pasar modal) 77,9 persen dan investasi Jangka Panjang (Penempatan Langsung dan Tanah/Bangunan) 9,7 persen.

Dalam melaksanakan investasi di pasar modal Dapenbun selain melaksanakan sendiri (swakelola) melalui pembahasan komite investasi, juga menggunakan Manajer Investasi yang pada saat ini ada 4 (empat) Manajer Investasi. Sedangkan dana kelolaan 10,9 persen dari nilai investasi Dapenbun.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung soal pemberitaan yang kurang akurat dari salah satu penerbitan di ibu kota, menyangkut soal investasi.

"Suatu berita yang berjudul Kisah Lenyapnya Investasi Dana Pensiun Perkebunan. Saya dikutip telah membuat pernyataan-pernyataan dalam berita itu. Kenyataannya, saya tak pernah diwawancarai dan bahkan tidak pernah mengeluarkan pernyataan hal tersebut."

Dijelaskan, pada tahun 2006 Dapenbun menunjuk PT. Eurocapital Peregrine selaku Manajer Investasi untuk pengelolaan investasi sebesar Rp15,9 miliar terdiri dari dana tunai Rp1 miliar dan swap obligasi senilai Rp 8,9 miliar dan saham senilai Rp5,9 miliar dan nilai saat ini Rp15,0 miliar. Sejalan dengan penurunan indeks harga saham gabungan yang diakibatkan tekanan krisis global di Amerika beberapa saham mengalami penurunan nilai (selisih penilaian investasi).

Hal ini merupakan potensi kerugian, untuk itu, transaksi sementara tidak dilakukan.

Investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi Eurocapital selain nilainya hanya 0,5% dari total investasi, tetapi juga aman karena sahamnya berada di Kustodi Bank Mandiri atas nama Dapenbun. Pada saat ini nilai beberapa saham dalam keadaan turun, merupakan kondisi yang sama di pasar modal sebagai akibat tekanan krisis global, karena itu investasi untuk jangka panjang maka kita tidak melakukan transaksi sementara sampai keadaan memungkinkan, katanya.  (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009