Tokyo (ANTARA News) - President National Defence Academy (NDA) Jepang, Makoto Iokibe, memuji kemampuan akademis para taruna dan perwira Indonesia selama mengikuti pendidikan di lembaga militer Negeri Sakura itu.

Pujian Mokoto Iokibe itu disampaikan kepada Sekjen Departemen Pertahanan (Dephan) RI, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, yang mengunjungi markas besar NDA di kawasan Yokosuka, Propinsi Kanagawa, Senin 16/3).

"Mereka rajin dan aktif memberikan masukan dalam berbagai diskusi yang diselenggarakan," kata Iokibe kepada rombongan kecil dari Dephan.

Sebanyak 10 taruna dan tiga perwira militer Indonesia mengikuti pendidikan militer yang mendidik calon-calon pemimpin militer Jepang tersebut. Kerjasama pengiriman taruna dan perwira TNI ke NDA sudah dilakukan sejak 1998.

Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan terima kasih karena Jepang telah memberikan perhatian yang besar kepada taruna Indonesia serta memuji kurikulum NDA yang banyak mengkombinasikan kemajuan teknologi dan kemampuan militer yang berwawasan Internasional.

"Ini merupakan modal dasar bagi para calon perwira dan perwira militer Indonesia untuk lebih siap dalam menghadapi tantangan abad 21 dengan mempelajari trend dan perkembangan keamanan regional dan internasional," kata mantan Pangdam Jaya itu.

Sjafrie Sjamsoeddin yang didampingi Atase Pertahanan KBRI Tokyo Kolonel (Art.) Neno Hamriono juga terlibat pembicaraan mengenai kurikulum pendidikan dan perananan NDA dalam struktur kelembagaan pertahanan Jepang.

Iokibe juga mempersilahkan rombongan Dephan berkeliling kampus NDA meninjau berbagai fasilitas dan kegiatan yang ada dalam kompleks miiter tersebut. Mantan Kapuspen TNI itu juga mengadakan dialog dengan para taruna dan perwira militer Indonesia yang melanjutkan jenjang pendidikan S2 di NDA.

Diakui oleh para taruna Indonesia sulitnya bahasa Jepang, sehingga perlu bagi Jakarta untuk mempersiapkan calon-calon selanjutnya kemampuan bahasa Jepang yang baik. namun demikian pihak NDA memberikan waktu peyesuaian selama setahun untuk belajar bahasa Jepang sebelum menekuni seluruh program pendidikan.

Sjafrie Sjamsoeddin berada di Jepang untuk menghadiri ASEAN - Japan Security talks yang membahas isu kemanan Jepang dan ASEAN. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan informal pertama kali sejak Jepang resmi memiliki departemen pertahanannya sendiri.

Menurut Neno Hamriono, pembicaraan keamanan mutlak diperlukan guna membangun saling pengertian dan kerjasama yang kuat di tengah tantangan globalisasi seperti sekarang. Apalagi ketika tingkat ketergantungan dan saling mempengaruhi antar negara semakin tinggi.

"Pertemuan besok diikuti dengan seminar yang membahas isu-isu regional dan global mulai dari terorisme, perompakan di laut, hingga kerjasama penanggulangan bencana alam," kata Neno.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009