"Tidak mungkin pendekatan berbasis kasus, tetapi harus berbasis komunitas," kata Achmad Yurianto.
Jakarta (ANTARA) - Pendekatan penanganan COVID-19 tidak lagi berbasis kasus, melainkan berbasis komunitas setelah sebaran wabah itu meluas ke kota-kota lain di Indonesia.

"Tidak mungkin pendekatan berbasis kasus, tetapi harus berbasis komunitas," kata Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Sabtu.

Sebelumnya untuk mencegah penyebaran virus itu, penelusuran dilakukan terhadap kasus terkonfirmasi positif, yakni pihak yang melakukan kontak langsung dengan kasus itu.

Sementara strategi pendekatan berbasis komunitas bertujuan untuk menjaga orang sehat agar tidak sakit dengan memutus penularan.

Sebaran kasus COVID-19 dikatakannya melebar tidak hanya di Jakarta, dan kota di Jawa Barat, seperti Depok dan Bandung, melainkan juga Tangerang, Banten; Surakarta, Jawa Tengah; Yogyakarta; Bali; Manado, Sulawesi Utara serta Pontianak, Kalimantan Barat.

Baca juga: 8 sembuh 5 meninggal akibat COVID-19 di Indonesia

Achmad Yurianto mengatakan beberapa tempat lain masih ditelusuri dan belum ditemukan posisi tepat sebaran COVID-19.

"Ini membuat kami meningkatkan upaya penelusuran lebih keras. Menjadi penting perubahan respon setelah WHO menyatakan ini pandemi global," ucap dia.

Ada pun pasien yang dinyatakan positif COVID-19 per Sabtu bertambah lagi sebanyak 27 orang menjadi total 96 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak delapan orang dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal dunia.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah jadi 96

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020