Peshawar 26/3 (ANTARA News/Reuters) - Terduga pesawat tanpa awak Amerika Serikat menembakkan dua peluru kendali ke rumah di daerah Waziristan Utara, Pakistan, di perbatasan Afganistan pada Kamis, menewaskan empat orang, kata dua pejabat sandi Pakistan. Itu merupakan serangan kedua dalam beberapa hari. Peluru kendali diduga diluncurkan pesawat tanpa awak Amerika Serikat menewaskan sedikit-dikitnya tujuh orang, termasuk orang asing, di Waziristan Selatan pada Rabu, kata pejabat sandi dan sumber Taliban. "Kami memunyai keterangan bahwa empat orang terbunuh," kata satu di antara pejabat Pakistan itu, merujuk pada serangan pada Kamis dinihari di dekat kota Mir Ali. Amerika Serikat, yang putus-asa akibat peningkatan perlawanan di Afganistan mendapat dukungan dari sisi Pakistan tapal batas itu, pada tahun lalu mulai melancarkan lebih banyak serangan peluru kendali dari pesawat tanpa awak, yang digerakkan Badan Sandi Pusat (CIA). Pesawat tanpa awak Amerika Serikat sudah melakukan lebih dari 30 serangan sejak awal 2008, membunuh sekitar 300 orang, sebagian besar rakyat, hanya beberapa anggota menengah Alqaida, kata hitungan laporan pejabat Pakistan, penduduk dan pejuang. Menghancurkan dukungan pejuang dari daerah kantong bergolak Pakistan baratlaut dinilai hakiki untuk menang perang di Afganistan. Pemerintahan sipil Pakistan, yang terbentuk setahun lalu, dan tentara mengeluh bahwa serangan peluru kendali Amerika Serikat tidak berhasil dan korban pada penduduk sering memicu dukungan untuk pejuang. Daerah suku tanpa hukum di Pakistan baratlaut dicabik kekerasan sejak ratusan gerilyawan Taliban dan Alqaida mencari perlindungan di wilayah itu setelah serangan pimpinan Amerika Serikat atas Afganistan menjatuhkan pemerintah Taliban pada ahir 2001. Daerah bergunung dan terpencil adalah pusat Taliban pimpinan Baitullah Mehsud, gerilyawan paling dicari di Pakistan. Mehsud memimpin Tehreek-e-Taliban Pakistan dan dituduh merencanakan pembunuhan 2007 atas mantan perdana menteri Benazir Bhutto, yang terbunuh, isteri Presiden Asif Ali Zardari.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009