Kediri (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh menilai kritik Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tentang kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dianggapnya membodohi masyarakat itu bernuansa politis. "Musim-musim seperti ini wajar jika ada kritik, karena hal tersebut bagian dari peningkatan suhu politik mendekati pemilihan umum (pemilu)," katanya di Kediri, Jawa Timur, Minggu. Menurut dia, kewajaran kritik yang sempat dilontarkan Megawati tersebut selain karena mendekati pemilu, juga ada beberapa yang tidak cocok dengan program yang digulirkan pemerintah untuk memberi bantuan berupa uang tunai tersebut. Ia mengungkapkan, program pemberian bantuan langsung sebenarnya bukan hanya BLT, namun ada beberapa program lain yang serupa seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Beras untuk warga Miskin (Raskin) dan beberapa program lainnya. Ia menyayangkan sikap Megawati yang melihat bantuan hanya dari sisi BLT saja, padahal selama ini bantuan lain juga banyak diberikan, bahkan lebih besar, sehingga kritik tersebut tidak perlu diperpanjang, karena bernilai politis. "Saya kira tidak perlu diperpanjang. Orang miskin hanya disandera secara politis, padahal hal itu hanyalah bantuan, masih banyak program lain yang memberdayakan," katanya. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri mengkritik kebijakan pemerintah yang memberikan BLT, yang dinilainya mendidik jiwa pengemis. Kritik itu disampaikan Megawati saat tampil dalam kampanye di Jember (20/3) dan diulangi lagi saat berbicara dalam "Forum PPP Mendengar" sesi ke-12 di Kantor DPP PPP Jakarta (29/3). Ia menilai, program tersebut akan lebih bijak dan mendidik jika dana BLT dapat digunakan membangun infrastruktur di pedesaan seperti jalan raya dan MCK. BLT kali ini merupakan pemberian tahap ke tiga dengan jumlah bantuan dibagikan senilai Rp3,7 triliun yang diberikan mulai Rabu (18/3) kepada 18 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS).(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009