Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak tujuh perupa menggelar pameran bersama dengan tema "Gank Demokrasi" di Galeri Surabaya, kompleks Balai Pemuda, Surabaya, Jatim, mulai 31 Maret - 5 April 2009. Ketujuh perupa itu terdiri atas empat pelukis, yakni Bambang AW, David Sugiharto, Didik Mojo dan Erik Williem, satu pematung, Sugeng Pribadi (Klemins), fotografer Peter Wang dan Docnet menampilkan "video art". "Pameran ini untuk menyauti perkembangan politik saat ini di Indonesia. Kami menerjemahkan situasi politik saat ini dalam bentuk karya seni rupa," kata Didik Mojo di Surabaya, Rabu. Ia mengemukakan, dirinya menampilkan tiga lukisan, masing-masing berjudul "Lethal Weapon", "Red Hot Chili Pepper" dan "Reality Show". Pada ketiga lukisannya, Didik menceritakan bagaimana realitas politik di Indonesia yang katanya menganut demokrasi Pancasila, padahal sesungguhnya adalah demokrasi yang ditanamkan oleh Amerika Serikat. "Kita ini dijejali dengan demokrasi ala Amerika Serikat, tanpa bisa berkutik. Saya gambarkan kondisi itu dengan beberapa palu yang digunakan untuk menancapkan palu di atas kepala seseorang," katanya. Namun pada lukisan satunya, ia jutsru menyebutkan bahwa tidak ada demokrasi yang sesungguhnya. Menurut dia, pada kenyataannya dunia politik menunjukkan bahwa yang kuat yang akan menang. "Meskipun demikian, saya berpendapat bahwa demokrasi yang baik itu adalah perpaduan. Ada yang miskin dengan yang kaya, semuanya saling mengisi dan berguna. Saya lembangkan itu dengan sambel yang di dalamnya berisi lombok, terasi, garam, dan lainnya," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009