Denpasar (ANTARA News) - Sekitar 50 orang dari unsur mahasiswa, dosen dan guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar kembali menggelar unjukrasa menolak Prof Dr I Wayan Rai S sebagai rektor lembaga pendidikan tinggi seni tersebut.

Demo yang mengusung tema "Duka Cita Matinya Demokrasi Kampus" itu, digelar civitas akademika di halaman kampus ISI Denpasar, Jumat.

Padahal, Prof Rai secara resmi telah dilantik menjadi Rektor ISI Denpasar periode 2009-2013 oleh Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo di Jakarta, 23 Maret lalu.

Pelantikan oleh Mendiknas itu dilakukan bersamaan dengan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta dan delapan pejabat eselon I dan II di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.

Guru Besar ISI Denpasar Prof Dr Nyoman Sedana pada unjukrasa tersebut mempertanyakan, "Bagaimana bisa, calon rektor yang tidak diterima mayoritas civitas kampus, dan terbukti gagal memimpin ISI empat tahun periode sebelumnya, malah tetap dipertahankan."

Demo keprihatinan atas matinya demokrasi kampus itu diwarnai dengan pembakaran sejumlah ban mobil bekas dan beberapa kali ledakan mercon yang cukup keras.

Ketua Program Studi Fotografi ISI Drs Nengah Wirakesuma di hadapan para pengunjukrasa langsung menyatakan mundur dari jabatannya. Pengunduran diri tersebut sebagai salah satu bentuk protes ataspelantikan Prof Rai S sebagai Rektor ISI Denpasar periode empat tahun ke depan.

Hal senada juga diungkapkan Prof Dr Wayan Dibia yang menolak Prof Rai S untuk memimpin ISI periode empat tahun ke depan.

Penolakannya itu didasari atas lima hal, antara lain kepemimpinan Prof Rai yang tidak jujur, tidak mengarah, tanpa keteladanan, tidak mempunyai visi dan kepemimpinan hanya atas dasar kepentingan mempertahankan kekuasaan belaka.

Sedangkan Dr Nyoman Catra yang sebelumnya sempat memenangkan pemilih Rektor ISI sekaligus sebagai pihak "teraniaya" mengaku teriris dan kecewa atas upaya sistematis mematikan demokrasi di kampus ISI Denpasar.

"Saya pribadi merasa sangat teraniaya oleh cara-cara pelanggengan kekuasaan yang kasar tersebut," ucapnya.

Dari lima gurubesar ISI Denpasar, empat di antaranya menolak Prof Rai S dilantik untuk periode yang kedua kalinya (2009-2013) sebagai Rektor ISI Denpasar.  (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009