Washington (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Awak kapal peti kemas berbendera AS telah merebut kembali kapal tersebut dari perompak Somalia, tapi kaptennya masih disandera, kata seorang perwira kapal barang itu Rabu.

Richard Phillips, kapten, masih disandera oleh perompak, kata Ken Quinn, satu dari 25 anggota awak kapal kepada CNN dalam wawancara telepon dari pantai-ke-kapal.

"Ada empat perompak, dan mereka membawa kapten kami," katanya.

Phillips disandera di sekoci kapal yang berbendera AS tersebut, Maersk Alabama, kata Quinn.

Anggota awak kapal berencana melakukan pertukaran buat kapten mereka.

"Kami menawan seorang perompak dan menawannya selama 12 jam," kata Quinn kepada CNN.

"Kami mengikat dia dan ia adalah tawanan kami," katanya.

Anggota awak menyerahkan tawanan mereka, tapi para perompak berkhianat dan tetap menyandera Phillips.

"Jadi kami hanya berusaha menawarkan mereka apa pun yang kami dapat, makanan, tapi itu tak berhasil," katanya.

Quinn mengatakan anggota awak sedang berusaha menjaga perompak agar tak mendekati mereka selama lebih dari tiga jam sampai satu kapal perang koalisi direncanakan tiba.

Kapal Maersk Alabama membawa bantuan pangan menuju pelabuhan Kenya, Mombasa, ketika dirampok. Sebanyak 20 anggota awak yang berkebangsaan Amerika berada di kapal itu.

Quinn mengatakan perompak bersenjatakan senapan serang Kalashnikov, sedangkan anggota awak kapal barang tersebut tak memiliki senjata.

Warga negara Amerika itu mengunci diri mereka di kompartemen yang berisi peralatan kemudi kapal. Mereka bersembunyi di sana selama 12 jam.

Perompak "frustasi karena mereka tak dapat menemukan kami", katanya.

Perompak menenggelamkan perahu kecil yang mereka gunakan untuk mendekati dan kemudian memanjat kapal barang tersebut, kata Quinn, sehingga Phillips menawarkan mereka sekoci dan sejumlah uang.

Empat pembajak naik ke Maersk Alabama, Rabu pagi, dan satu orang ditawan, kata beberapa pejabat Pentagon, yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Ketiga perompak lagi meloloskan diri, dan status mereka tak diketahui, kata mereka.

Rabu pagi, perwira kepala pelaksana perusahaan pemilik Maersk Alabama meremehkan laporan bahwa kapal itu telah diambil kembali oleh anggota awak AS, yang tak bersenjata.

"Tak ada fakta yang dapat kami konfirmasi bahwa kapal tersebut telah direbut kembali," kata John Reinhart, CEO dan Presiden Norfolk, Maersk Line Ltd., yang berpusat di Virginia, dalam taklimat 12 jam setelah pembajakan terjadi.

Kapal itu sedang dalam pelayaran ke Mombasa, Kenya, ketika diserang sekitar 500 kilometer di lepas pantai Soamlai, katanya.

Maersk Line adalah salah satu kontraktor pelayaran utama Departemen Pertahanan AS, tapi Maersk Alabama tidak termasuk dalam kontrak Pentagon, kata militer AS.

Serangan tersebut adalah yang keenam di lepas pantai Somalia dan Teluk Aden dalam waktu satu pekan, tapi pembajakan kapal yang dioperasikan AS di Afrika jarang terjadi.

Menurut para ahli, serangan terakhir perompak terhadap kapal Amerika oleh perompak Afrika dilaporkan pada 1804 di lepas pantai Libya. (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009