Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrat memperoleh suara terbanyak dan unggul dalam perhitungan sementara di sejumlah TPS komplek perumahan Polri di Mako Brimob Kelapa Dua Depok.

Dari pengamatan ANTARA News di sejumlah TPS di Komplek Mako Korps Brimob Kelapa Dua Depok, Kamis, Partai Demokrat unggul sementara dibandingkan partai-partai politik peserta Pemilu yang lain.

Di TPS 17 yang terletak di Gedung Satya Haprabu hingga pukul 18.00 WIB proses perhitungan suara masih berlangsung.

"Untuk sementara ini Partai Demokrat yang unggul tapi ini belum final," kata Ketua KPPS TPS 17, Suyadi.

Ia mengatakan, jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 186 orang dari 311 pemilih yang namanya tercantum dalam DPT.

Sementara itu, TPS 19 yang terletak di Komplek TK Bhayangkari, hingga pukul 18.30 WIB proses penghitungan suara pun masih berlangsung.

"Partai Demokrat mendominasi perolehan suara sampai sementara ini," kata Ketua KPPS TPS 19, Edi Prihantono.

Di TPS 19 tersebut terjadi pencantuman nama ganda sebanyak 112 pemilih dalam DPT. Nama pemilih terulang dari sejak nomor 144 sampai dengan 255. Total jumlah pemilih dalam DPT menjadi sekitar 364 dan jumlah surat suara yang didistribusikan ke tempat itu sebanyak 371.

Namun, Edi menekankan pihaknya telah mengantisipasi terjadinya kecurangan yang mungkin terjadi dengan mencoret nama-nama yang terganda itu. Hingga pemungutan suara berlangsung sebanyak 117 pemilih yang mencentang.

TPS 20 yang terletak di samping RS Bhayangkara juga menunjukkan hasil unggul sementara Partai Demokrat disusul PKS.

"Demokrat dan PKS yang sementara unggul di sini," kata anggota KPPS TPS 20, Jimmy.

Petugas KPPS di tiga TPS tersebut mengaku kerepotan dengan proses penghitungan suara Pemilu kali ini. Selain surat suara yang terlampau lebar sehingga lebih lama mengidentifikasi kolom yang dicontreng juga lebih banyak kertas-kertas yang harus ditandatangani.

Ketiga TPS yang berada paling dekat dengan rutan Mako Brimob tersebut mengaku tidak "ketempatan" tahanan termasuk lima tersangka kasus korupsi yang kini mendekam di rutan tersebut untuk menyalurkan hak pilihnya.

"Tidak ada, kami tidak ketempatan pemilih dari rutan," kata Suyadi.

Informasi menurut sumber yang tidak mau disebut namanya, hingga proses pemungutan suara berakhir kelima tersangka kasus korupsi yang ditahan di rutan Brimob tidak satupun dari mereka yang keluar.

Hasil pengamatan di lapangan juga menunjukkan hasil serupa, sejak pukul 07.00 hingga 12.00 WIB tidak ada tanda-tanda para tersangka menyalurkan hak pilihnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009