Magelang (ANTARA News) - Ratusan anak Taman Kanak-Kanak (TK) Kota Magelang, Jawa Tengah,mengikuti peragaan busana nusantara dalam rangka memeringati Hari Kartini 2009.

"Setiap dua tahun sekali kami memeringati Hari Kartini melalui fashion show supaya anak-anak mengetahui, mencintai, dan meneruskan cita-cita pahlawan termasuk Kartini," kata Kepala TK Pertiwi Kota Magelang, Ratna Yatih, di sela kegiatan itu, di Magelang, Selasa.

Mereka yang mengikuti peragaan busana dari berbagai daerah di Indonesia satu per satu berjalan di atas panggung.

Mereka terdiri dari 151 anak TK Kelas B (5-6 tahun), 101 anak TK Kelas A (4-5 tahun), dan 17 anak Kelompok Bermain (3-4 tahun). Juri berjumlah tiga orang dari Dinas Pendidikan Kota Magelang sedangkan para juara mendapatkan tropi.

Sebelum peragaan busana, anak-anak bersama-sama menyanyikan lagu "Ibu Kartini" dan membacakan syair "Kartini" di halaman sekolah tersebut.

Menurut dia, momentum Hari Kartini bagi sekolah itu dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut yang sekaligus untuk mengenalkan kekayaan budaya bangsa dan menanamkan penghargaan terhadap nilai-nilai multikultur.

Ia mengatakan, program dua tahunan di sekolah itu sebelumnya telah mendapat persetujuan kalangan orang tua siswa.

"Sudah melalui musyawarah, justru ada permintaan dari orang tua anak, mereka mendukung," katanya.

Pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat "Sahabat Perempuan" Magelang, Waryatun, mengatakan, peragaan busana nusantara bagi kalangan anak-anak untuk memeringati Hari Kartini antara lain bermanfaat untuk menanamkan semangat nasionalisme.

"Asalkan tidak memberatkan terutama bagi orang tua anak, cara itu relatif positif, tetapi jangan sampai hanya dimanfaatkan untuk keuntungan pengusaha salon kecantikan," katanya.

Terkadang, katanya, anak-anak juga menyenangi menggunakan pakaian nusantara. Mereka harus dikenalkan asal usul dan budaya daerah tertentu terkait pakaian daerah yang dikenakannya.

Ia juga menyatakan pentingnya secara khusus anak-anak mengetahui nilai-nilai kepahlawanan Kartini.

"Perjuangannya ketika itu untuk membebaskan perbudakan bukan hanya kepada kaumnya tetapi juga kepada bangsa, jangan sekadar melihat Kartini dari figur perempuannya yang diidentikan dengan pakaian daerah tetapi juga ditanamkan secara maksimal menyangkut semangat Kartini untuk melawan berbagai bentuk penindasan," katanya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009