Washington, (ANTARA News) - Petinju Inggris Ricky Hatton menyatakan kekuatan dan postur jangkung merupakan kelebihannya untuk merubuhkan petinju Filipina, Manny Pacquiao, pada ronde awal pertemuan perebutan gelar kelas welter ringan yang berlangsung di Las Vegas pada 3 Mei mendatang.

Hutton dengan tinggi badan lima kaki tujuh inci dan tidak pernah kalah dalam laga dengan bobot 140 pound, satu inci lebih tinggi dari mantan juara dunia empat kelas Pacquiao, seperti dikutip dari Reuters. 

"Saya kira pertandingan akan berlangsung tidak berjarak," kata Hatton dalam konferensi pers jarak jauh, Selasa. "Manny akan berusaha menang KO dan saya juga berusaha menang KO. Ini merupakan pertarungan besar."

"Manny amat sukar dipahami ... dan ketika ia memukul ia akan menjadi orang terkuat di atas ring. Saya tidak pernah memiliki rasa percaya diri lebih dari yang saya miliki," katanya.

"Saya amat jarang menghadapi lawan di mana saya memiliki keuntungan karena lebih tinggi dan tentu saja keuntungan lebih kuat," kata petinju berusia 30 tahun dari Manchester itu.

"Manny belum pernah bertanding berapi-api dan ia tidak pernah tampil buas sebesar dan dan sekuat Ricky Hatton. Ricky Hatton memiliki segalanya," katanya memuji diri sendiri.

Hatton (45-1, 32 KO) akan mempertahankan gelar IBO melawan Pacquiao, 48-3-2 (36 KO), yang dikenal di dunia sebagai petinju yang memiliki pukulan beruntun paling baik.

Penampilan terbaik terakhir Pacquiao ketika ia menghentikan perlawanan Oscar De La Hoya Desember lalu di kelas welter, tetapi ia tidak pernah bertanding di kelas 140 pound, yang merupakan kelas khusus Hatton dan dianggap raja di kelas itu.

"Ia pernah bertanding di kelas 135 poun dan itu ketika ia melawan Oscar," kata Hatton, "Ia kidal, ia memiliki kecepatan di tangannya dan gerak kakinya, jadi ia berbahaya dan saya harus berhati-hati," katanya Hutton.

"Tetapi ia juga harus khawatir dengan kekuatan saya. Ia meraih gelar dunia di kelas berbeda, ini berbeda dengan saya," tambah petinju Inggris itu.

Hatton akan bertanding untuk kelima kalinya di Las Vegas, tempat ia naik ring ketika menang TKO pada ronde ke-11 atas petinju Amerika Paulie Malignaggi pada November lalu saat meraih gelar IBO.

Namun, tempat bertanding di kawasan Nevada juga merupakan cermin kekalahannya--saat ditumbangkan Floyd Mayweather Jr pada Desember 2007 -- kekalahan pahit yang membuatnya harus mengevaluasi perjalanan karir bertinjunya.

"Pertandingan melawan Mayweather membuka mata saya, membuat saya harus berusaha keras dan berhenti berpikir dapat melangkah dengan enak menghadapi lawan di atas ring," kata "Hitman" Hatton.

Setelah tampil lagi dalam laga mengesankan melawan Juan Lazcano di Manchester, Hatton memecat pelatih yang lama mendampinginya, Billy Graham, dan kembali kepada ayah penakluknya, Floyd Mayweather Sr.

Di bawah asuhan Mayweather, Hatton mendapatkan pengetahuan lebih luas tentang tinju yang selama ini dirasakannya menghilang. Ia merasa mendapatkan hal itu lagi selama berlatih dengan pengasuh baru itu.

"Saya merasakan kemajuan hanya tujuh minggu di tempat latihan," Haton mengomentari kemenangannya November, setelah menyadari kemampuannya mengatasi lawan yang memiliki kelebihan pada kecepatan tangan dan kemampuan bertinjunya, terlebih saat ia mengalami kesukaran mengatasi jarak jangkau melepas jab-nya.

"Bila kami dapat mengatasinya hanya dalam tujuh minggu, kemudian kami melanjutkannya lagi pada waktu berikutnya, saya kira saya akan semakin baik. Sebelumnya orang menganggap saya petinju biasa tetapi sekarang sudah lebih dari itu," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009