Poster-poster penayangan film di acara "Layar Tancep Indie". (Wastedrockers)


Bagi Dede pribadi, film kelas B sebetulnya bukan hal baru. Sejak lama dia sudah hobi menonton film-film tersebut. Salah satu adegan absurd yang dia kenang ada di film "Wild Zero" (Jepang, 1999).

"Ada adegan si pemeran utama sedang melawan zombie tapi kemudian di akhir film muncul UFO. Dan untuk ngancurin UFO-nya pakai pedang samurai. Itu kan absurd banget," kata Dede.

Layar Tancep Indie memang tak melulu memutar film kelas B. Kadang kala mereka memutar film dokumenter atau sekadar video musik dari sejumlah band-band indie. Kendati demikian, film B menjadi salah satu daftar putar yang diakui punya peminat.

"Awalnya memang sedikit yang nonton, tapi lama-lama bertambah, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak muda," kata Dede.

Namun, ketertarikan anak muda pada film ini bisa dibilang belum lama. Dia menduga ini dipicu oleh eksperimen sineas-sineas muda yang berani menggarap filmnya dengan estetika amatir khas film B.

Tapi film B kini sedang tren lagi...

Baca juga: Ucapan Hari Film Nasional dari sineas tanah air

Baca juga: Rayakan Hari Film Nasional, saksikan 10 rekomendasi film Indonesia

Baca juga: Mengenal Film 'B' dan melihat jejaknya di Indonesia

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020