Jakarta (ANTARA News) - Program Keluarga Berencana (KB) berperan penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) bangsa, karena melalui norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) keluarga akan mampu mewujudkan generasi muda yang sehat, bergizi, cerdas dan berpendidikan.

Plh Deputi Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Dr Ida B Permana mengatakan hal itu dalam diskusi tentang Perkembangan Program KB : Tantangan dan Peluang, di Jakarta, Rabu.

Menurut ia, 80 persen kemajuan bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas SDM, sedangkan faktor kekayaan sumberdaya alam (SDA) hanya 20 persen.

Karena itu, pelayanan sosial dasar seperti pendidikan, kesehatan dan KB akan menjadi penentu kualitas SDM sehingga pembangunan SDM menjadi prasyarat kemajuan bangsa, kata Permana yang juga menjabat Kepala Puslitbang KB dan KR BKKBN.

Ia memberikan contoh, keberhasilan KB di China membuat negara dengan penduduk 1,3 miliar jiwa itu mendapatkan "bonus demografi" yakni memiliki penduduk muda berjumlah besar dengan kualitas SDM, sedang jumlah penduduk anak-anak dan lansia masih sedikit, sehingga negara itu memiliki devisa dua triliun dollar AS.

Permana menyatakan optimis, Indonesia akan mendapatkan "bonus demografi" jika program KB berhasil dalam 10-20 tahun mendatang dengan disertai penyediaan lapangan kerja bagi penduduk angkatan kerja.

Dikatakannya, laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada 1970 mencapi 2,7 persen per tahun sehingga berkat program KB bahwa ramalan penduduk Indonesia pada tahun 2009 akan menjadi 330 juta jiwa tidak terbukti, ternyata jumlahnya hanya 230 juta jiwa, atau selama 39 tahun mampu menekan jumlah penduduk 100 juta jiwa.

Penekanan tambahan penduduk 100 juta jiwa itu berarti program KB mampu mengurangi beban biaya negara dari sektor pelayanan kesehatan, pendidikan, transportasi dan penyediaan lapangan pekerjaan.

Permana mengatakan, keberhasilan KB di masa Orde Baru telah diakui nasional maupun internasional, namun saat ini dinilai melemah dan tidak memperoleh perhatian yang memadai.

Karena itu, perlu pemahaman yang sama dari segenap komponen bangsa tentang penting dan strategisnya program KB bagi pembangunan berkelanjutan di masa depan.

Ia berharap, melalui revitalisasi program KB bahwa kesertaan program KB pada pasangan usia subur (PUS) yang pada 2008 sebanyak 61,4 persen akan meningkat minimal satu persen per tahun, sehingga angka keseburan perempuan (TFT - Total Fertility Rate) dari 2,6 anak saat ini juga dapat diturunkan menjadi 1,3.

Penduduk Indonesia pada 2050 akan berjumlah 248 juta jiwa dengan syarat TFR 1,35 anak, sedang jika TFR 1,85 anak, maka jumlah penduduk sekitar 285 juta jiwa, serta jika TFR 2,35 anak, maka jumlah penduduk menjadi 332 juta jiwa.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009