Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Israel melancarkan serangan udara terhadap terowongan di Gaza selatan, Rabu, beberapa jam setelah mereka menyatakan bahwa gerilyawan Palestina menembakkan mortir ke arah negara Yahudi tersebut.

Angkatan udara Israel menyerang tiga terowongan penyelundup di daerah perbatasan Rafah dengan Mesir sebagai jawaban atas penembakan roket dan mortir yang terus berlangsung ke daerah Israel selatan dari Jalur Gaza, kata militer.

Sumber-sumber medis Palestina mengatakan, empat orang cedera ringan dalam serangan udara itu.

"Pagi ini lima bom mortir menghantam sebuah lapangan di daerah perkotaan Shaar Hanegev di Negev, Israel barat. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang dilaporkan," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Islamis Hamas yang menguasai Jalur Gaza, mengatakan, mereka menembakkan mortir ke arah pasukan Israel yang melancarkan serangan ke Jalur Gaza tengah.

Militer Israel menyatakan, lebih dari 200 roket dan mortir ditembakkan ke Israel selatan dari Gaza sejak mereka melancarkan ofensif pada Desember-Januari ke wilayah pesisir miskin itu.

Pasukan Israel membalas serangan itu dengan gempuran-gempuran udara, sebagian besar ditujukan pada terowongan yang kata Israel digunakan oleh Hamas untuk menyelundupkan senjata dari Mesir.

Pemimpin Hamas di pengasingan, Khaled Meshaal, dalam wawancara yang diterbitkan di New York Times pada Selasa, mengatakan, kelompoknya menahan serangan-serangan roket untuk sementara waktu.

"Tidak menembakkan roket saat ini merupakan bagian dari evaluasi gerakan (Hamas) yang melayani kepentingan Palestina," katanya.

Pasukan Israel berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember, dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.

Angkatan udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.

Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari dan sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel.

Kekerasan Israel-Hamas meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan yang ditengahi Mesir berakhir pada 19 Desember.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran sejak 27 Desember dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Jumlah korban tewas Palestina mencapai sedikitnya 1.300, termasuk lebih dari 400 anak, dan 5.300 orang cedera di Gaza sejak Israel meluncurkan ofensif terhadap Hamas pada 27 Desember.

Di pihak Israel, hanya tiga warga sipil dan 10 prajurit tewas dalam pertempuran dan serangan roket.

Pasukan Israel meninggalkan Jalur Gaza setelah daerah pesisir itu hancur akibat ofensif 22 hari. Mereka menyelesaikan penarikan pasukan dari wilayah yang dikuasai Hamas itu pada 21 Januari.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009