Solo (ANTARA News) - Setelah kasus arca kuno beberapa waktu lalu, praktik menjualbelikan benda bersejarah koleksi museum tertua di Indonesia, Radya Pustaka, kembali mencuat.

Berdasarkan pemeriksaan dokumen-dokumen peminjaman baru-baru ini terungkap sedikitnya 29 naskah kuno dalam berbagai judul telah hilang dari perpustakaan museum itu sejak 27 September 1977.

"Naskah-naskah kuno tersebut dalam pencatatan dokumen peminjaman pernah ditawarkan kepada Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) Jakarta untuk dijual oleh KRT Hardjonagoro atau Go Tik Swan (almarhum)," kata Kepala Komite Museum Radya Pustaka Solo, Winarso Kalinggo di Solo, Jumat.

Dalam dokumen peminjaman tersebut juga diketahui bahwa ke-29 naskah kuno itu dipinjam oleh almarhum KRT Hardjonagoro yang pernah menjabat sebagai Ketua Presidium Yayasan Radya Pustaka, pengelola Museum Radya Pustaka.

Menurut Kalinggo, naskah kuno yang pernah ditawarkan ke Fakultas Sastra UI tersebut antara lain naskah berjudul Sri Radya Laksono, naskah kuno Jawa carikan, dan naskah kuno dengan Bahasa Belanda.

Kemudian naskah berbahasa Jawa dengan huruf cetak serta naskah kuno berbahasa Indonesia dan reng-rengan kamus Bahasa Jawa.

Ke-29 naskah kuno yang pernah di tawarkan kepada Fakultas Satra UI itu sampai sekarang belum diketahui keberadaannya.

"Naskah itu ditawarkan kepada Fakultas Sastra UI jadi dibeli atau tidak kami juga tidak mengerti karena dalam catatannya juga tidak ada, tetapi yang jelas naskah itu sekarang tidak ada di museum ini," katanya.

Pemeriksaan juga menemukan catatan yang menyebut 20 naskah kuno telah dipinjam oleh Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta yang sekarang bernama Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Naskah itu dipinjam dari museum sejak tahun 1991 dan sampai sekarang belum dikembalikan.

"Kami sudah mengecek ke ISI dan akan mengambil langkah supaya naskah-naskah kuno itu bisa dikembalikan lagi ke museum. Saat ini kami juga masih mencari data naskah kuno yang juga hilang dari dokumen yang ada," katanya.

Sebelumnya ketika pihak museum membersihkan buku-buku kuno juga menemukan sedikitnya 20 naskah kuno telah hilang dari museum.

Dari 20 naskah kuno yang dinyatakan hilang, ada tiga jilid naskah satu di antaranya Al Qur'an bertuliskan huruf Jawa yang belakangan diketahui dipinjam oleh Museum Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang.

Dua naskah lainnya yakni Centhini dan Primbon telah diketemukan.

Ketua Komisi IV DPRD Solo, Satryo Hadinagoro, dalam kunjungan kerja ke museum Radya Pustaka menegaskan bahwa hilangnya naskah-naskah kuno harus segera ditindaklanjuti dengan melaporkannya ke polisi.

"Yang terpenting sekarang bagaimana caranya naskah-naskah kuno tersebut bisa kembali ke museum. Kita kan tidak mau, Museum Radya Pustaka, yang merupakan museum tertua di Indoesia, menjadi museum replika karena barang-barangnya tiruan semua," katanya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009