Mataram (ANTARA News) - Letusan anak Gunung Rinjani, sejak 2 Mei lalu hingga kini masih terus berlanjut, abu letusan serta lontaran material pijar masih jatuh di dalam kaldera (kawah) Rinjani.

"Abu letusan gunung yang ukurannya lebih halus bahkan terbawa angin keluar dari kaldera Rinjani," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nusa Tenggara Barat (NTB), Heryadi Rachmat di Mataram, Sabtu.

Ia mengatakan, berdasarkan analisis data visual dan kegempaan dari tanggal 2 Mei pukul 16.30 Wita hingga 8 Mei 2009, letusan dari kerucut Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, masih terus berlangsung.

Hasil rekaman alat pencatat gempa yang terpasang di tebing Gunung Rinjani menyebutkan pada 3 Mei antara pukul 18.00 - 24.00 Wita, tercatat 21 kali gempa letusan dan 13 kali gempa tremor.

Pada 4 Mei tercatat 85 kali gempa letusan, 11 kali gempa tremor, satu kali gempa tremor harmonik, satu kali gempa "low frequency" (LF), tujuh kali gempa hembusan dengan amplitudo maksimum 65 mm dan lama gempa 175 detik.

Satu kali gempa tektonik jauh (TJ) dan tiga kali gempa terasa dengan skala MMI (modified mercally intensity) II, terjadi pada pukul 05.20, pukul 18.40 dan pukul 18.52 Wita.

Selanjutnya 5 Mei tercatat 83 kali gempa letusan, 45 kali gempa hembusan dan dua kali gempa tremor harmonik, sedangkan 6 Mei tercatat 83 kali gempa letusan, 53 kali gempa hembusan, 22 kali gempa tremor, 30 kali gempa tremor harmonik dengan amplitudo maksimum 2-15 mm serta lama gempa 7-305 detik dan tiga kali gempa vulkanik.

Pada 7 Mei antara pukul 00.00 - 18.00 Wita tercatat 92 kali gempa letusan, 88 kali gempa hembusan, 43 kali gempa tremor dan 29 kali gempa tremor harmonik.

Sementara hasil pantauan dari pos pengamatan Gunung Rinjani yang terletak di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun (12,5 km sebelah timur laut Gunung Rinjani), Kabupaten Lombok Timur, menyebutkan, pada 3 Mei 2009 antara pukul 18.00-24.00 Wita, gunung tertutup kabut.

Pada 4 Mei antara pukul 00.00-06.00 Wita teramati letusan abu putih kecoklatan pada ketinggian 500-700 meter condong ke utara, dan gunung sering tertutup kabut, sementara pukul 06.00-24.00 Wita gunung tertutup kabut.

Pada 5-7 Mei gunung tertutup kabut, sedangkan saat cerah tidak teramati asap/abu letusan, namun kadang-kadang teramati asap letusan berwarna putih tebal.

Menurut Heryadi, hingga kini status Gunung Rinjani masih tetap waspada (level II), dan pemantauan secara intensif terus dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kegiatan vulkanik gunung berapi tipe A itu.

Dalam kaldera Gunung Rinjani terdapat danau yang disebut Segara Anak, serta dua kerucut, yakni Gunung Barujari atau Gunung Tenga dengan ketinggian 2.376 meter dari permukaan laut (dpl) dan Gunung Mas atau Gunung Rombongan dengan ketinggian 2.110 meter dpl.

Namun jika letusan anak Gunung Rinjani membesar berpotensi terjadi lontaran material pijar sampai radius empat kilometer, sebaran awan panas sekitar Danau Segara Anak, aliran lava masuk ke dalam Danau Segara Anak, dan hujan abu lebat yang bisa menyebar hingga empat kilometer dari titik letusan.

Bahaya lainnya adalah jika letusan disertai longsoran material Gunung Barujari dan masuk ke Danau Segara Anak, akan terjadi gangguan permukaan air danau yang berpotensi meluap masuk ke Sungai Kokok Putih.

"Kondisi demikian dapat menyebabkan banjir bandang di Sungai Kokok Putih," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009