Makassar (ANTARA News) - Suatu kewajaran bagi partai politik yang sudah menyatakan bergabung dengan Partai Demokrat (PD) menarik dukungannya karena tidak diikutkan dalam menentukan Calon Wakil Presiden (Cawapres), Boediono yang ditunjuk Susilo Bambang Yudhoyono.

"Wajar jika keempat parpol yang sudah merapat ke PD menarik dukungannya karena mereka kecewa dengan keputusan sepihak dari SBY yang juga pembina parpol tersebut," kata Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Makassar, Dr Azwar Hasan saat dimintai pendapatnya melalui telepon selulernya di Makassar, Rabu.

Keempat parpol yang mengancam akan mundur dari PD adalah PKS, PAN, PPP dan PKB karena keputusan sepihak SBY dalam menetapkan Cawapres Boediono yang adalah Gubernur Bank Indonesia.

"Putusan SBY bernuansa arogansi karena tidak mengindahkan kebersamaan dalam mengambil keputusan terhadap Boediono yang non partai untuk mendampinginya periode 2009-2014," katanya seraya menyatakan, sebaiknya Presiden SBY mengajak pimpinan parpol tersebut untuk membicarakan, sekaligus menentukan calonnya itu sehingga tidak ada yang merasa dirugikan dalam putusan tersebut.

Perlakuan dalam mengambil keputusan yang sangat mengecewakan parpol koalisinya ini, lanjut Azwar yang juga Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel, merupakan otoritas politik yang sangat tidak baik karena tidak mengutamakan kebersamaan dan keterbukaan.

"Kalau pun keputusan SBY ini dianggapnya yang terbaik karena Boediono adalah seorang ekonom yang memiliki prestasi cukup di mata dunia tetapi prinsip kebersamaan telah dilanggarnya sebab tidak melibatkan pimpinan parpol koalisinya," ujarnya seraya menilai bahwa meskipun SBY adalah penentu di partai Demokrat tetapi pemilihan Cawapres harus melalui proses dengan melibatkan koalisinya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009