Tokyo (ANTARA News) -Jepang akhirnya menyampaikan sikap resminya yang begitu geram dengan tindakan keras kepala Korea Utara, karena kembali melakukan uji coba senjata nuklir kedua kalinya, sekaligus meminta dilakukannya sidang darurat di Dewan keamanan PBB membahas soal tersebut.

Sikap Jepang yang "meledak" itu disampaikan secara terbuka PM Jepang Taro Aso di Tokyo, Senin, kepada media massa dalam dan luar negeri yang menyebutkan tindakan Pyongyang sebagai pelanggaran serius yang tidak bisa diterima Jepang dan dunia internasional.

"Apa yang dilajukan Korea Utara betul-betul tidak bisa diterima dan merupakan pelanggaran serius dan terang-terangan bagi perjanjian non-penyebaran nuklir," kata Aso di kantornya.

Aso mengatakan, dunia berada dalam situasi yang genting dan pentingnya komunitas internasional bersatu merespon hal itu.

Sebelumnya reaksi keras pertama Jepang disampaikan oleh Menteri Sekretaris Kabinet Takeo Kawamura pada Senin siang, tidak lama setelah Jepang dan negara-negara industri maju lainnya mendeteksi getaran keras melalui teknologi seismik di wilayah Korea Utara (Korut).

"Tokyo akan meresponnya secara sungguh-sungguh (kali ini) dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar pertemuan secepatnya," kata Kawamura.

Selanjutnya Jepang menyampikaan protes kepada Pyongyang melalui jalur diplomatiknya di Beijing. Reaksi Jepang itu juga telah disampaikan kepada parlemen Jepang.

Menurut kantor berita Korut KCNA (Korean Central News Agency), negara komunis itu berhasil melakukan ujicoba nuklir bawah tanah pada Senin (25/5) siang sebagai bagian dari tindakan untuk meningkatkan penangkalan pertahanan dirinya dalam segala cara.

Ujicoba nuklir sekarang dilakukan dengan aman pada tingkat baru lebih tinggi dalam hal kekuatan ledakan dan teknologinya.

Jepang kini sedang melakukan konsolidasi dengan sekutu dekatnya, Amerika Serikat dan Korea Selatan membahas tekanan bagi Korut melalui Dewan Keamanan PBB, dimana negeri sakura itu merupakan salah satu anggota tidak tetap DK PBB.

Sementara itu, pihak kepolisian Jepang juga telah menyiagakan satuannya untuk menghadapi tindakan demontransi yang bisa saja muncul keesokan harinya.

China sendiri sepeti dilaporkan Kyodo, tidak bersikap mendukung Korut yang menurut Beijing sikap negara tetangganya itu telah mengabaikan opini internasional tentang senjata nuklir.

"Pemerintah China dengan tegas menentang Korea Utara yang tidak mengindahkan penentangan universal dari komunitas internasional," demikian kementrian luar negeri China dalam pernyataan persnya.

Hal senada disampaikan Rusia yang menurut kementrian luar negerinya pihak Korut telah menciptakan instabilitas keamanan dunia.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009