New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak meningkat pada Selasa waktu setempat, ke posisi tertinggi baru enam bulan, karena para pedagang melihat sebuah lompatan dalam kepercayaan konsumen AS sebagai sebuah sinyal untuk ekonomi berbalik naik (rebound) dan meningkatnya permintaan energi.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juli, naik 78 sen dari penutupan pada Jumat, menjadi berakhir pada 62,45 dolar AS per barel, penutupan tertinggi sejak 5 November. Harga perdagangan harian sempat naik mencapai 62,50 dolar AS.

Di London, harga minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Juli melompat 1,03 dolar AS menjadi 61,24 dolar AS per barel.

Pada Senin, pasar di Inggris dan Amerika Serikat tutup untuk hari libur publik.

Pasar terpicu oleh membumbungnya kepercayaan konsumen AS, yang melompat pada Mei menjadi di sebuah posisi tertinggi delapan bulan, dengan para konsumen melihatkan sinyal waktu lebih baik di depan ekonomi yang terjerumus ke dalam resesi.

The Conference Board, sebuah grup riset binsis AS, mengatakan, indeks kepercayaan konsumennya melonjak menjadi 54,9 poin pada Mei dari 40,8 pada April, dipici harapan kondisi terburuk dari kemerosotan global kemungkinan berakhir.

"Kepercayaan konsumen mencuat dan harga minyak meningkat," kata Adam Sieminski dari Deutsche Bank.

"Itu petunjuk jalan ke arah datangnya ekonomi lebih baik, selanjutnya itu sebuah pertanyaan dari harapan. Realitasnya masih sangat negatif dalam ukuran dari permintaan," dia menjelaskan.

Di tempat terpisah, para menteri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memompakan sekitar 40 persen dari pasokan minyak mentah dunia, akan melakukan pertemuan pada Kamis di Wina untuk membicarakan produksi.

Sebagian besar analis, termasuk beberapa negara OPEC memperkirakan kartel tidak akan memperketat produksi lagi.

"Kami akan tetap pada produksi sekarang," kata Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Nuaimi, yang mewakili produsen minyak terbesar dalam OPEC.

Ditanya, jika disana ada sebuah konsensus pada posisi ini di antara para anggota grup, Nuaimi menjawab: "Kami akan mengetahui itu pada Kamis ketika kami bertemu."

Pada Minggu, Menteri Energi Aljazair Chakib Khelil, juga memperkirakan para menteri OPEC akan mempertahankan kuota produksi sekarang.

"Kami perlu ekonomi dunia pulih kembali dan Saya pikir mempertahankan status quo berjalan dalam arah itu," kata dia pada pertemuan para menteri energi G-8 di Roma.

"Sekalipun ekonomi global masih terjerumus ke dalam resesi, mereka telah menargetkan harga 70 dolar AS," kata John Kilduff dari MF Global.

Menteri Arab Saudi mengatakan, bahwa harga minyak akan naik menjadi 75 dolar AS per barel "Kami harap antara kuartal tiga dan empat" tahun ini.

"Sebuah penguatan dolar dan beberapa komentar lanjutan bahwa di sana tidak akan terjadi pengurangan produksi pada pertemuan OPEC pekan ini kemungkinan menekan harga minyak," kata analis Sucden, Brenda Sullivan di London

Sebuah penguatan mata uang AS menekuk permintaan untuk minyak mentah yang dihargakan dalam dolar, yang menjadi lebih mahal untuk para pembeli yang memeganh mata uang lemah. Ini berbalik menekan harga minyak turun.

OPEC telah dengan mantap mengurangi produksi sejak akhir tahun lalu dalam upaya mendorong harga yang telah jatuh dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009