"Klien LSI ternyata cukup banyak antara lain Partai Golkar, PDIP serta PAN, " kata pimpinan Fox Indonesia Choel Mallarangeng kepada pers di Jakarta, Jumat ketika mengomentari hasil survei LSI tentang peluang Partai Demokrat pada pilpres 8 Juli 2009.
Pada hari Kamis (4/6), LSI mengumumkan hasil surveinya yang menyebutkan peluang kemenangan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pilpres adalah sekitar 70 persen.
Pengumuman survei LSI itu kemudian mengundang reaksi dari berbagai pihak yang antara lain menyatakan bahwa LSI dibayar oleh Fox Indonesia (konsultan politik tim kampanye SBY-Boediono) sehingga hasilnya menguntungkan pasangan tersebut.
Ketika mengomentari tuduhan tersebut, Choel mengatakan LSI adalah salah satu lembaga penelitian yang sangat kredibel di Indonesia.
Ia menyebutkan bahwa Cornell University yang merupakan salah satu perguruan tinggi ternama di Amerika serikat juga telah memanfaatkan jasa lembaga ini. Selain itu Ohio State University juga menggunakan jasa LSI.
"Sementara itu, badan PBB, UNDP memanfaatkan pula kajian LSI, sehingga LSI tidak hanya dipakai oleh para pengguna di dalam negeri tapi juga luar negeri antara lain karena hasil penelitiannya tidak bisa `dibeli` oleh pengguna jasanya," kata Choel yang didampingi kedua kakaknya, Andi Mallarangeng serta Rizal Mallarangeng.
Sementara itu, Ketua Bidang SDM Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengatakan bahwa dalam masa kampanye 2 Juni - 4 Juli, Partai Demokrat yang didukung 23 parpol lainnya dalam mendukung SBY-Boediono, akan lebih mengutamakan kampanye terbatas daripada kampanye terbuka.
"Dalam kampanye terbatas, para calon presiden dan calon wakil presiden bisa menyampaikan visi, misi secara cerdas dan sistematis. Selain itu, kampanye terbatas juga murah meriah," kata Andi.
Dalam jumpa pers ini, hadir pula wakil Partai Demokrasi Perjuangan (PDP) Noviantika Nasution serta utusan PKPI, Samuel Samson.
Noviantika dan Samuel mengatakan hasil survei itu sangat menggembirakan dan mereka berharap angka itu akan terbukti dalam pilpres mendatang.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
