New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mundur kembali pada Jumat waktu setempat, setelah minyak mentah New York sempat menembus 70 dolar AS per barel untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, sebelum pasar kembali mantap di tengah naiknya kembali (rebound) dolar AS, kata para pedagang.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli, ditutup pada 68,44 dolar AS, turun 34 sen, setelah melompat menjadi 70,32 dolar AS per barel, level tertinggi sejak 4 November.

Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juli, turun 37 sen menjadi 68,34 dolar AS per barel di London, setelah mencapai posisi tertinggi 69,91 dolar AS.

Para analis mengatakan, bahwa kenaikan mengejutkan pada dolar AS setelah laporan pekerjaan AS sebagian besar positif, menyeret turun harga minyak.

Dolar yang seringkali dipertimbangkan sebagai sebuah "safe haven" (tempat berlindung yang aman) ketika ekonomi bergejolak, telah jatuh di tengah data yang menunjukkan sinyal-sinyal dari pemulihan ekonomi.

John Kilduff dari MF Global mengatakan, pasar telah menghadapi "sebuah rally sangat kuat dari dolar yang akan mengakibatkan kerugian untuk minyak mentah," tapi reaksi itu diatasi oleh sebuah laporan beragam pada ketenagakerjaan AS.

Kilduff mengatakan, setelah 70 dolar AS terlampaui, "kami perkirakan ada aksi ambil untuk dalam jumlah hebat."

Departemen Tenaga Kerja AS Jumat mengatakan, tingkat pengangguran AS melonjak ke posisi tertinggi 26 tahun, 9,4 persen pada Mei, sementara jumlah kehilangan pekerjaan (PHK) melambat lebih baik dari perkiraan 345.000.

Laporan tersebut dipertimbangkan sebagai salah satu dari indikator terbaik momentum ekonomi, menawarkan sinyal yang bertentang tentang melemahnya pasar kerja, namun memberikan kesan bahwa laju pemangkasan pekerja tampak berkurang, sebuah sinyal positif untuk ekonomi yang digempur resesi.

Harga minyak mengalami turun dan naik dalam sepekan ini, sebagai reaksi atas pergerakan dolar AS, data cadangan minyak AS dan prediksi tentang minyak mentah mendatang.

Mata uang AS yang melemah membuat minyak yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi para pemegang mata uang kuat, yang pada gilirannya memicu permintaan dan mendorong harga naik.

Ketika dolar AS menguat maka kecenderungannya menjadi berbalik.

Harga minyak merosot pada Rabu, setelah cadangan minyak mentah AS secara mengejutkan melonjak yang mengindikasikan permintaan lebih lemah daripada perkiraan.

Departemen Energi AS (DoE) Rabu mengumumkan, cadangan minyak mentah Amerika meningkat 2,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 29 Mei hingga mencapai 366 juta barel. Sebagian besar analis telah memperkirakan sebuah penurunan sebanyak 1,7 juta barel.

Minyak mentah berjangka berbalik naik pada Kamis, setelah bank investasi AS Goldman Sachs mengatakan, minyak mentah berjangka dapat mencapai 85 dolar AS per barel pada akhir tahun 2009.

Goldman Sachs mengatakan proyeksi harga "bullish" (bergairah) didorong oleh pemulihan ekonomi dan pengurangan energi. Lebih lanjut, Goldman memprediksi bahwa harga minyak akan mencapai 95 dolar AS per barel pada akhir 2010.

"Apa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir adalah prolog pemulihan harga dalam paruh kedua tahun ini, karena ekonomi global stabil dan cadangangan minyak mentah turun," kata Phil Flynn dari Alaron Trading.

Setelah jatuh dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS Juli lalu, harga minyak menyentuh posisi terendah multi tahun pada Desember, sempat mendekati 32 dolar AS per barel, karena pelambatan ekonomi memangkas permintaan energi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009