Recife, Brazil (ANTARA News) - Sebanyak 17 mayat  telah ditemukan dari pecahan pesawat jet Air France yang jatuh di Samudra Atlantik.

AFP melaporkan bahwa kini penyelidik sedang meneliti kemungkinan penyebab kecelakaan itu adalah rusaknya speedometer.

Sebanyak 15 mayat diangkat dari laut sekitar 1.150 kilometer di lepas pantai timur-laut Brazil pada Ahad.

Tim pencari berjuang menghadapi kondisi cuaca "yang tak mendukung" untuk menemukan mayat lainnya yang mengambang di antara kursi dan pecahan lain pesawat, kata beberapa pejabat Brazil.

"Puluhan bagian badan" dari pesawat Airbus A330 juga diangkat, kata juru bicara Angkatan Udara Brazil Letnal Kolonel Henry Munhoz kepada wartawan di Recife, kota pantai di Brazil timur-laut.

Temuan paling akhir tersebut terjadi menyusul dua mayat pertama pada Sabtu dari pesawat Air France dengan Nomor Penerbangan 447 dengan 228 orang di dalamnya, yang jatuh pada 1 Juni. Pesawat itu meninggalkan Rio de Janeiro menuju Paris pada 31 Mei.

Semua mayat tersebut direncanakan dibawa dengan kapal ke Semenanjung Atlantik di Brazil, Fernando de Noronha. Dari tempat itu, mayat tersebut akan diterbangkan ke Recife untuk identifikasi, kata Munhoz.

Pada Sabtu, mayat dua pria pertama kali ditemukan oleh personil Angkatan Laut Brazil dari daerah yang berada 1.150 kilometer dari Recife.

Ke- 15 mayat lain diangkat dari air pada Ahad oleh tim dari satu frigat Brazil dan satu kapal Angkatan Laut Prancis yang terlibat dalam operasi itu.

Dari ke-15 mayat tersebut, empat adalah pria dan empat perempuan. Jenis kelamin mayat lain belum dapat dipastikan.

"Keadaan semua mayat itu takkan diungkapkan karena itu bukan untuk kepentingan umum," kata jurubicara Angkatan Udara Brazil Letnan Kolonel Henry Munhoz, Ahad pagi.

Para ahli kepolisian tiba di pulau tersebut guna melakukan identifikasi awal dan mengumpulkan keterangan dasar, seperti kondisi mayat dan pakaian mereka, kata juru bicara Angkatan Udara Jorge Amaral.

Ahad pagi, Munhoz mengatakan "sebanyak 100 barang" telah ditemukan di daerah kecelakaan, termasuk kursi yang dihiasi logo Air France dan masker oksigen.

Kotak hitam dari pesawat itu belum ditemukan.

Satu frigat Angkatan Laut Prancis, Ahad, bergabung dalam upaya pencarian. Dua pesawat militer Prancis sudah terbang bersama 12 pesawat Angkatan Udara Brazil yang bekerja di daerah tersebut.

Dua kapal selam Prancis, termasuk satu yang mencari reruntuhan Titanic, dan satu lagi, kapal perang bertenaga nuklir, juga sedang dalam perjalanan untuk mencari kotak hitam tersebut, yang akan berhenti mengirim lokasinya dalam tiga pekan.

Sementara petunjuk masih terpenggal-penggal mengenai kecelakaan itu, spekulasi dipusatkan pada pemantau kecepatan pesawat tersebut.

Pesawat jet yang naas itu mengirim rangkaian 24 pesan otomatis mengenai gangguan saat sistemnya mati satu demi satu dalam beberapa menit terakhir, dan penyelidik kecelakaan Prancis mengatakan kokpit menerima data yang berbeda mengenai kecepatan.

Setelah kecelakaan tersebut, pabrik pesawat Airbus memperingatkan para pilot agar mengkaji prosedur mereka guna menanggulangi masalah semacam itu.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009