Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar dan Pengamat Tetap Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan pihaknya berharap solusi dua negara yang didukung secara global termasuk oleh Indonesia, dapat segera menjadi kenyataan bukan sesuatu yang abstrak.

"Saat ini hanya ada satu negara yakni Israel tapi negara Palestina belum terwujud karena Israel masih belum mematuhi resolusi-resolusi PBB terkait dengan penyelesaian konflik di kawasan itu," kata Mansour dalam jumpa pers di sela acara "United Nations Asian and Pacific Meeting on the Question of Palestine" di Jakarta, Selasa.

Jumpa pers itu dipimpin Paul Badji, diplomat Senegal yang menjadi ketua salah satu komisi PBB tentang hak-hak rakyat Palestina, dan Desra Percaya, Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Deplu RI.

Manurut Mansour, sikap Israel tersebut dan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan di Tepi Barat menjadi tantangan dan harus dicarikan jalan keluarnya.

Ia menyatakan Israel harus mematuhi resolusi-resolusi PBB jika "kita ingin mencapai kemajuan dan setuju sebuah negara Palestina merdeka yang bertetangga secara damai terwujud".

Diplomat Palestina itu mengatakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama harus mengevaluasi halangan-halangan yang masih ada dan kegagalan untuk mewujudkan solusi dua negara itu.

"Kami melihat konflik Palestina dan Israel memasuki titik kritis dan berharap pemerintah AS saat ini mengambil jalan berbeda dari pemerintahan sebelumnya," kata Mansour, yang berharap pihaknya tak lagi memperoleh janji-janji yang diberikan seperti pada pertemuan Annapolis.

Konferensi perdamaian di Annapolis tahun 2007 diprakarsai oleh Amerika dan dihadiri wakil-wakil dari dunia Arab, kwartet (AS, Rusia, Uni Eropa, PBB), Organisasi Konferensi Islam (Indonesia, Malaysia, Turki), G-8 dan wakil dari Gerakan Non-Blok.

Paul Badji yang menyatakan dirinya juga hadir dalam konferensi Annapolis mengatakan bahwa Presiden Obama sangat tulus untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

"Kita berharap akan ada penyelesaian final setelah Presiden Obama memberikan perhatian khusus atas masalah tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan dalam pertemuan PBB itu para pakar dari berbagai negara termasuk dari Palestina dan Israel dan wakil dari organisasi masyarakat madani bertukar pandangan tentang berbagai isu yang melingkupi konflik di kawasan itu terutama nasib bangsa Palestina di kawasan pendudukan, pembangunan permukiman Yahudi, kota Jerusalem yang bakal menjadi ibukota Palestina.

Badji mengatakan bahwa dirinya belum melihat gagasan-gagasan baru untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Pada bagian lain Badji dan Mansour secara khusus memberikan penghargaan atas peran aktif Indonesia di PBB dalam membantu menyelesaikan masalah Palestina yang telah berlangsung lebih 60 tahun.

Menurut Mansour, Indonesia adalah sahabat sangat erat Palestina dan telah memberikan dukungan kongkrit bagi bangsa Palestina.

Desra Percaya mengatakan tanpa retorika Indonesia memberikan program pembangunan kapasitas bagi Palestina untuk mengantisipasi terwujudnya negara Palestina.

Indonesia antara lain memberikan pelatihan-pelatihan bagi para diplomat dan pengusaha Palestina.

"Indonesia juga mendukung solusi dua negara sebagai satu penyelesaian komprehensif atas konflik Palestina dan Israel," ujar Desra.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009