Malang (ANTARA News) - Para petinggi partai politik yang berkoalisi dengan Partai Demokrat menegaskan dukungannya memenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono pada Pilpres mendatang.

Usai kampanye terbatas SBY-Boediono di GOR Ken Arok Malang, Jawa Timur, Jumat, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Presiden PKS Tifatul Sembiring dan Sekjen PAN Zulkifli Hasan menyatakan mereka dan partainya konsisten mendukung pasangan itu.

"Alasan kuat bagi PKS untuk berkoalisi karena SBY dinilai merupakan sosok reformis. Kami tidak mau bergabung dengan partai yang bermental Orde Baru," kata Tifatul Sembiring.

Ia menegaskan mantap berkoalisi karena sejak 2004 partainya sudah berkoalisi dengan Partai Demokrat melihat perubahan yang dilakukan Yudhoyono.

Sementara itu Ketua Partai Persatuan Pembangunan, Suryadharma Ali melihat Yudhoyono responsif dan cepat tanggap.

"Memang tidak ada pemimpin yang bisa tuntas menyelesaian permasalahan yang ada dalam jangka waktu hanya lima tahun karena itu kami melihat harus ada lima tahun berikutnya," kata Suryadharma.

Sekjen PAN Zulkifli Hasan menyatakan partai berlambang matahari itu menetapkan berkoalisi dengan Demokrat karena SBY memiliki agenda yang jelas.

Sementara Muhaimin Iskandar menyatakan pembangunan harus dilanjutkan dengan langkah yang tepat dan sosok Yudhoyono adalah figur yang tepat itu.

Kampanye efektif

Sementara itu pola kampanye terbatas yang dipilih SBY-Boediono, menurut Yudhoyono adalah pola tepat untuk menyampaikan visi capres-cawapres kepada konstituennya.

"Hari ini adalah kampanye pertama saya, kami tidak memilih rapat umum karena bisa berbicara dengan lengkap, nanti sekali saja. Dalam kampanye ini saya sampaikan yang paling pokok adalah tentang pemerintah," tegas Yudhoyono.

Sementara itu Ketua Bidang SDM Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyatakan pola kampanye semacam itu memberikan kesempatan pada Yudhoyono dan Boediono untuk menyampaikan visi dan misi secara lengkap dan bisa dipahami oleh khalayak. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009