Jakarta (ANTARA News) - Bagaimana jika seorang kepala dinas di pemerintah provinsi mengajar dirjen dari sebuah departemen? Hal itu dilakukan Walikota Jakarta Pusat Silviana Murni yang mengajar pada program doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 2008.

"Saat itu saya masih menduduki jabatan Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tapi mahasiswa yang saya didik ada beberapa pejabat penting seperti jenderal militer dan pejabat eselon satu departemen," kata Siviana Murni ketika memberikan sambutan pada seminar "Hypnoteaching" atau Kemuliaan Mengajar di ruang Adhiyana Wisma ANTARA Jakarta, Selasa.

Pada awal semester, kata dia, perkuliahan berjalan kurang lancar karena beberapa mahasiswa merasa sudah menduduki jabatan penting. Ini disadari oleh mantan None Jakarte tahun 1981 ini.

"Saya berusaha mencairkan suasana tersebut dengan menggali semua potensi mahasiswa melalui interaksi saling bertukar pengalaman," kata Silvie.

Doktor manajemen pendidikan alumni UNJ in kemudian bisa mencairkan suasana dengan menempatkan dirinya sebagai rekan diskusi dan saling bertukar ilmu.

"Dengan pola tersebut saya bisa memberikan materi kuliah dengan baik dan mahasiswa saya bisa menikmati kuliah tanpa merasa dia lebih rendah dari jabatan yang telah didudukinya," katanya.

Wanita kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1958 ini mengakui mengajar adalah hobi yang bisa menjadi ibadah, karena membagi-bagikan ilmu kepada orang lain.

"Ilmu yang bermanfaat bagi orang lain adalah salah satu amal jariyah yang tidak terputus sampai kita meninggal dunia," katanya.

Karena itu, ibu dari dua orang anak ini mengajar di beberapa perguruan tinggi, antara lain UNJ dan Universitas Dr Hamka, meskipun telah menjadi pejabat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Daikuinya, setiap akan mengajar ia selalu belajar dan mempersiapkan materi kuliah, pada saat presentasi bisa menampaikannya secara baik dan jelas.

"Meskipun saya cukup sibuk dengan pekerjaan lain, tapi saya berusaha mengajar secara disiplin," katanya.

Namun, setelah dilantik menjadi Walikota Jakarta Pusat, pada Maret 2008, ia mengurangi waktu mengajarnya karena jam kerjanya makin padat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009