Bogor (ANTARA News) - Kepala Pusat PenanggulanganKrisis Departemen Kesehatan (PPK-Depkes) dr Rustam S Pakaya, MPH mengemukakan bahwa hingga Selasa malam pukul 18:00 WIB, sebanyak 32 orang korban ledakan tambang batubara yang terjadi di Bukit Bual, Kecamatan Koto Tujuh, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumbar, belum ditemukan.

"Sedangkan korban meninggal dunia hingga data pukul 18:00 WIB sudah sembilan orang," katanya dalam penjelasan melalui pesan singkat (SMS) yang dikirimkan kepada ANTARA, Selasa malam.

Ia menjelaskan, dalam peristiwa ledakan tambang batubara yang terjadi sekira pukul 12:00 WIB itu, dari sembilan korban yang meninggal, empat meninggal di lokasi, seorang di Puskesmas Ampalu dan sempat orang di Rumah Sakit Umum (RSU) Sawahlunto.

Untuk korban yang mengalami luka, kata dia, sembilan orang rawat inap di RSU Sawahlunto, yang terdiri atas dua luka bakar berat, satu luka bakar sedang, dan enam luka bakar ringan.

Hingga kini, kata Rustam S Pakaya, PPK Regional Sumbar terus melakukan koordinasi dengan RSUP Dr Djamil dan RSU Solok guna menangani para korban.

Selain itu juga didatangkan tim dokter "Disaster Victims Identification" (DVI) dari Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar untuk
membantu mengidentifikasi para korban bencana ledakan tambang
tersebut.

Sementara itu, Biro ANTARA Sumbar melaporkan bahwa sembilan korban meninggal yang sudah diidentifikasi itu, enam korban ditemukan pada pukul 16:30 WIB dan tiga korban lainnya ditemukan sekira pukul 17:30 WIB.

Enam orang korban tewas yang ditemukan pertama kali teridentifikasi bernama Can, Salman, Hengki, Cau, Baba dan Ipen, sedangkan tiga korban tewas lainnya yang ditemukan belakangan teridentifikasi bernama Roi, Anton dan Nanduk. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009