Parepare, Sulsel (ANTARA News) - Pencarian korban kapal tenggelam KM Teratai Prima, Rabu, hanya dilakukan dengan cara menyisir pantai dari Parepare, Sulsel dan Kabupaten Majene, Sulbar.

Cara itu dilakukan karena ombak masih mengganas di perairan tersebut, dengan ketinggian ombak 3-5 meter dan pencarian tidak menemukan korban.

Kepala Seksi Kelayakan kelautan KPLP Parepare, Taufik Bulu, menginstruksikan membatalkan seluruh pelayaran niaga dari Pelabuhan Parepare ke semua tujuan.

KM Teratai Prima 2 yang rencananya akan melakukan pelayaran Parepare tujuan Kalimantan, akhirnya membatalkan pelayarannya setelah melihat kondisi alam yang tidak bersahabat, serta karena adanya instruksi pembatalan pelayaran dari KPLP.

Pada saat yang sama, Kapal Polairut 2125 yang akan melakukan pencarian dan penyelamatan korban kapal tenggelam tetap berusaha melakukan pelayaran dari Pelabuhan Parepare.

Tiga kali kapal Polairut tersebut mencoba keluar ke perairan bebas, namun hanya puluhan menit, lalu kembali lagi ke pelabuhan karena tidak mampu menembus gelombang setinggi 3-5 meter.

Hari ini (14/1), Posko pelayanan di Pelabuhan Parepare tidak mencatat adanya penemuan korban, sehingga jumlah temuan korban tetap seperti sebelumnya, 35 orang selamat dan dua orang meninggal.

KM Teratai Prima tenggelam di Perairan Baturoro, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, sekitar dua mil laut dari Ibukota Kabupaten Majene, Minggu dini hari (11/1), saat melakukan pelayaran dari Parepare, Sulsel, Sabtu Petang (10/1) tujuan Samarinda, Kaltim.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009