Dampak COVID-19, baru akan mulai menggerus di kuartal 2/2020 nanti
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Jalan Tol Indonesia atau ATI terus menjalin komunikasi dengan kementerian dan pemangku kepentingan lainnya terkait rencana stimulus dan inisiatif bagi badan usaha jalan tol (BUJT) sebagai akibat dampak pandemi COVID-19.

"Terkait inisiatif dan stimulus ekonomi bagi jalan tol untuk mengatasi dampak COVID-19, sebagaimana disampaikan oleh pemerintah sebelumnya, posisi ATI saat ini adalah terus menjalin komunikasi dengan semua pemangku kepentingan," ujar Sekretaris Jenderal ATI Krist Ade Sudiyono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Lalu lintas tol di Jakarta, Jabar dan Banten turun 42 sampai 60 persen

Krist menyampaikan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, kementerian dan lembaga terkait lainnya, termasuk mempelajari berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah sebelumnya.

Terkait kinerja jalan tol yang sudah beroperasi, ATI menyebut laporan jumlah lalu lintas dan pendapatan tol masih sesuai dengan rencana awal. Dampak COVID-19, baru mulai terasa di beberapa ruas di area Jakarta, itupun baru pada minggu akhir Maret 2020.

"Dengan demikian, harusnya performa sektor jalan tol di kuartal pertama 2020 (Januari-Maret), masih terjaga sesuai dengan rencana bisnis awal. Dampak COVID-19, baru akan mulai menggerus di kuartal 2/2020 nanti," kata Krist.

Walaupun ATI belum memiliki laporan komprehensif terkait kinerja jalan tol di kuartal I 2020, tetapi ia mengatakan secara garis besar kinerja sektor jalan tol di kuartal satu masih sesuai dengan rencana kerja yang disusun di awal.

Beberapa tol yang masih dalam tahap konstruksi menunjukkan progres yang menggembirakan, misalnya di Manado-Bitung, Tol Trans-Sumatera segmen Pekanbaru-Dumai dan Kayu Agung-Palembang-Betung, Pandaan-Malang, Depok-Antasari, Cimanggis-Cibitung, Balikpapan-Samarinda, Cisundawu, Legundi-Bunder, dan ruas Sigli-Aceh.

Demikian juga, beberapa proyek inisiasi baru sudah mulai diintroduksi oleh pemerintah, seperti ruas Jogja-Solo, Bawen-Jogja, Bogor-Serpong, Cikunir-Karawaci, dan Kamal-Teluk Naga.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan kemungkinan akan meminta relaksasi pembayaran kewajiban BUJT kepada bank akibat penurunan drastis lalu lintas di jalan tol karena wabah COVID-19.

Menurut dia, sekarang ini berdasarkan data lalu lintas harian rata-rata atau LHR di jalan tol mengalami penurunan sekitar 40 sampai dengan 60 persen dari LHR pada hari-hari normal.

Dengan demikian hal tersebut tentunya memengaruhi penghasilan BUJT sehingga kemampuan untuk melakukan pembayaran kewajiban kepada pihak bank juga menjadi berkurang.

Baca juga: Jasa Marga catat penurunan arus lalu lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Baca juga: Petugas penyekatan tol awasi plat nomor hingga kartu identitas

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020