Dubai (ANTARA News/Reuters) - Uni Emirat Arab (UEA), salah satu negara Teluk penghasil minyak, menyatakan bahwa ketidakstabilan politik di Iran tidak akan menjadi urusan UEA, sekaligus menggambarkan campur tangan asing di Iran sebagai hal tak bisa diterima.

Iran menuduh Inggris dan Amerika Serikat telah mencampuri urusan dalam negerinya dengan memprovokasi protes jalanan terhadap terpilihnya kembali presiden garis keras Mahmoud Ahmadinejad.

"Kami percaya bahwa intervensi dari pihak manapun terhadap Iran adalah tidak bisa diterima," kata Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahayan, dalam satu pernyataannya di Turki yang disiarkan oleh jaringan televisi Al-Jazeera.

"UEA adalah salah satu negara yang pertama yang menyelamati Presiden Ahmadinejad. Semua negara di kawasan ini (Teluk) berada di perahu yang sama yang meyakini bahwa bukan kepentingan negara-negara di kawasan ini untuk mengekspos (keadaan di Iran) untuk (tujuan) ketidakstabilan."

Sejauh ini negara-negara Arab memberikan respon dingin terhadap peristiwa yang sedang berkembang di Iran.

Dipimpin Saudi Arabia dan Mesir, beberapa negara Arab telah menuduh Iran ikut campur dalam urusan dalam negeri mereka dengan mendukung gerakan perlawanan Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon dan kelompok Syiah di Irak.

Namun banyak negara-negara Arab Teluk yang memiliki perbatasan laut dengan Iran, membina hubungan erat dengan Teheran.

Sejumlah negara ini memiliki penduduk keturunan Iran, minoritas syiah dan komunitas warga Iran di luar negeri. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009