Jakarta (ANTARA News) - Meskipun gagal menjadi juara setelah kandas di final, kalah dari pebulutangkis Malaysia yang juga unggulan pertama Lee Chong Wei, Taufik Hidayat mencatat keberhasilan lain di Indonesia Terbuka.

Menurut informasi dari manajernya, Selasa, penjualan pakaian olahraga "Taufik Hidayat Line" (THL), produksi perusahaan perlengkapan olahraga yang selama ini menjadi sponsornya, selama sepekan penyelenggaraan Indonesia Terbuka Super Series 2009, mencapai 1.200 buah.

Jumlah yang lumayan besar untuk sebuah merk yang baru diluncurkan sepekan sebelum turnamen digelar.

"Wah nggak nyangka juga sampai segitu (yang terjual)," kata Taufik yang berada di Johor Malaysia untuk mengikuti turnamen Malaysia Terbuka Grand Prix Gold, melalui layanan pesan singkat telepon seluler.

Ia mengatakan, bisnis barunya itu akan ia kelola hingga ia tidak mengayun raket lagi. "Itu akan terus sampai saya tidak main lagi, nggak cuma selama saya main saja," kata ayah satu putri itu.

Juara Olimpiade 2004 dan juara dunia 2005 itu sadar betul bahwa kehidupan atlet Indonesia setelah pensiun tidaklah sebaik prestasi yang pernah ditorehkan sehinga dia berusaha membangun masa depannya sendiri.

"Ini adalah bagian dari persiapan saya untuk masa depan. Saya kan tidak mungkin menjadi pemain bulutangkis selamanya. Saya tidak bisa terus-menerus mengandalkan kontrak sebagai pemain, sampai kapan?," katanya ketika meluncurkan produknya yang juga akan dijual di AS Terbuka bulan depan dan Kejuaraan Dunia Agustus mendatang.

Malaysia Terbuka Grand Prix Gold dan AS Terbuka akan menjadi turnamen terakhirnya sebelum ambil bagian dalam Kejuaraan Dunia di Hyderabad, India pada 10-16 Agusus.

Ditanya targetnya di Malaysia setelah menjadi runner-up di kandang sendiri, Taufik yang sedang mengejar gelar kedua setelah menjuarai India Terbuka Grand Prix Gold Maret lalu, hanya mengatakan,"Di Malaysia berusaha yang terbaik saja."

Ia akan mengawali langkahnya pada turnamen berhadiah 120.000 dolar AS itu dengan melawan pebulutangkis China Chen Long, Rabu (24/6). (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009