New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia berbalik melambung (rebound) pada Selasa waktu setempat, didukung oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya krisis politik di Iran, kata para analis.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Agustus, naik 1,74 dolar AS dari harga penutupan Senin menjadi berakhir pada 69,24 dolar AS per barel sebagai suatu kontrak yang membuat debut pada Selasa.

Minyak mentah "Brent North Sea" London untuk penyerahan Agustus meningkat 1,82 dolar AS menjadi ditutup pada 68,80 dolar AS.

Harga minyak telah menurun setelah menembus skala 73 dolar AS dalam beberapa hari lalu, karena keprihatinan atas krisis ekonomi memudarkan kekhawatiran terhadap pasokan di tengah ketegangan politik di Iran dan serangan pada instalasi minyak di Nigeria.

"Kami melihat sedikit pembalikan dari beberapa hari terakhir," kata Bart Melek dari BMO Capital Markets, menjelaskan hal itu sebagai "sedikit jeda pada koreksi kami."

"Pelemahan dolar AS juga membantu harga bergerak naik," tambahnya.

Sebuah pelemahan pada greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar, lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang kuat, yang cenderung untuk meningkatkan permintaan dan mendorong harga naik.

Euro naik terhadap dolar AS pada Selasa, menembus 1,40 dolar AS pada di tengah dukungan data ekonomi zona euro, karena para investor memandang ke depan terhadap pertemuan kebijakan moneter dua hari Federal Reserve AS yang dimulai Selasa.

Harga minyak pada awal Selasa berada di bawah 67 dolar AS, sejalan dengan kejatuhan pasar saham dan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi global.

Para pedagang juga berusaha untuk mengunci keuntungan dari rally baru-baru ini.

"Ada beberapa hal yang mungkin menjadikan aksi jual berlebihan," kata Phil Flynn dari Alaron Trading.

Krisis politik di Iran juga menekan pasar.

Iran pada Selasa mengenyampingkan penggulingan sengketa pemilihan presiden, karena Presiden AS Barack Obama mengatakan ada pertanyaan penting tentang legitimasi pemungutan suara dan mengutuk tindakan keras terhadap pemerotes pasca pemilu.

Tetapi pemimpin tertinggi Ayatollah Khamenei menyetujui permintaan oleh komisi pemilihan umum untuk memperpanjang lima hari dari tenggat waktu Rabu untuk memeriksa hasil suara yang dikeluhkan, kantor berita Iran ISNA mengatakan.

Kekhawatiran internasional tentang krisis yang memuncak, tantangan paling serius terhadap rezim Islam dalam 30 tahun sejarah, Inggris mengatakan pihaknya mengusir dua diplomat Iran setelah langkah serupa dilakukan Teheran.

Pada saat yang sama, negara-negara Eropa lainnya menarik utusan mereka untuk memprotes pemilu dan tindakan kekerasan terhadap para pemerotes.

"Minyak masih tak bergerak karena para produsen menunggu apapun untuk mengisi kekosongan dalam produksi minyak yang mungkin terjadi dalam peristiwa pengurangan pasokan," kata Flynn.

Harga minyak jatuh dari rekor tertinggi lebih dari 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada Desember akibat kemunduran ekonomi menggerus permintaan energi, tetapi pasar telah pulih kembali di tengah harapan untuk pemulihan ekonomi global.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009