New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak naik kembali di atas 70 dolar AS pada Kamis waktu setempat, karena kekerasan baru di produsen minyak mentah utama Nigeria dan ramalan yang lebih tinggi dari kisaran harga menyulut aksi beli

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus, melonjak 1,45 dolar AS menjadi 70,12 dolar AS per barel.

Minyak mentah "Brent North Sea" di London untuk penyerahan Agustus naik 1,45 dolar AS menjadi 69,78 dolar AS per barel.

"Berita dari Nigeria (tentang) lebih banyaknya serangan pada fasilitas minyak dan fakta bahwa dua kilang penyulingan sekarang ditutup mendukung pasar," ujar Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.

"Pasar telah hidup dengan gangguan pasokan di Nigeria sekarang untuk tiga tahun," katanya.

Pemberontak Nigerian pada Kamis mengatakan, mereka melakukan serangan sebelum fajar terhadap fasilitas Royal Dutch Shell dalam sebuah peringatan terhadap Rusia untuk tidak berinvestasi di negara industri minyak dan gas bumi itu.

Gerakan Kemerdekaan Delta Niger (MEND) mengatakan, serangan itu bertepatan dengan kunjungan Presiden Rusia Dmitry Medvedev ke Nigeria berkaitan dengan urusan kesepakatan investasi besar energi di negara tersebut.

Serangan pada pipa saluran Bille-Krakrama, yang merupakan pemasok utama terminal ekspor Bonny di selatan negara bagian Rivers, dilakukan setelah Kamis tengah malam.

Sementara, Presiden Nigerian Umaru Yar`Adua pada Kamis memberikan kelompok militan di kaya minyak Delta Niger waktu 60 hari untuk menerima amnesti dalam menawarkan upaya untuk menghentikan serangan pada perusahaan-perusahaan minyak internasional.

MEND, kelompok militan utama di selatan kaya minyak Nigeria, melakukan serangan reguler terhadap instalasi minyak sebagai bagian dari kampanye untuk berbagi adil kekayaan minyak untuk masyarakat lokal di daerah Delta.

Produksi minyak Nigeria telah berkurang seperempatnya selama tiga tahun terakhir yang disebabkan oleh serangan-serangan tersebut.

Minyak mentah berjangka jatuh dari poin rekor tertinggi lebih dari 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar AS pada Desember karena kecenderungan menurun ekonomi menggerus permintaan energi, tetapi pasar telah berbalik di tengah harapan pemulihan kembali ekonomi global.

Harga minyak telah merosot selama sepekan terakhir, di tengah tanda-tanda lebih luas dari konsolidasi harga di kisaran 65-75 dolar AS, analis di Barclays Capital mengatakan dalam sebuah catatan kepada kliennya.

"Mengiringi transisi di latar belakang makroekonomi, pasar minyak, dalam pandangan kami, bergerak ke arah periode transisi peningkatan permintaan yang sangat bertahap, penurunan persediaan, dan harga mendekati keinginan berbagai produsen utama, yang akan kami tempatkan di wilayah 75-85 dolar AS," kata laporan.

"Meskipun saat ini tahap penyeimbangan kembali pasar, mungkin perlu mencapai tahap yang lebih maju sebelum harga dapat bergerak nyaman ke kisaran yang dikehendaki produsen, gerakan itu, dalam pandangan kami, diatur melalui beberapa kejadian pada tahun ini, dengan kecenderungan luas untuk harga kemungkinan masih naik."(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009