Tokyo (ANTARA News) - Presiden Korea Selatan, Lee Myung-Bak, akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Taro Aso, Minggu, untuk membahas program nuklir Korea Utara di tengah meningkatnya ketegangan.

Konferensi tingkat tinggi (KTT) tersebut diadakan pada saat Pyongyang meningkatkan konfrontasi retorikanya di tengah kecurigaan global bahwa rezim itu menyiapkan penembakan lagi rudalnya, dan menggelar latihan militer di perairan kepas pantai timur.

Ketegangan regional ini terjadi setelah Korea Utara bulan lalu melakukan uji coba nuklir bawah tanah untuk kedua kalinya, menyusul peluncuran rudal.

Kedua pemimpin tampaknya akan membahas pelaksanaan sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), yang menyerukan dilakukannya pemeriksaan ketat terhadap barang-barang muatan yang diduga berisi rudal atau barang-barang berkaitan dengan nuklir yang dilarang.

Lee dan Aso diperkirakan akan menegaskan kembali seruan mereka kepada China, untuk membantu menekan Korea Utara, berkaitan keinginan masyarakat internasional untuk mencabut ambisi nuklirnya.

Korea Utara berikrar akan membuat lagi bom-bom atom dan segera memulai program persenjataan barunya berdasarkan pengayaan uranium, dalam merespon sanksi-sanksi PBB.

Tokyo dan Seoul memimpin Asia Timur dalam menghadapi meningkatnya antagonistik Korea Utara, berkaitan sikap Pyongyang mengulangi konfrontasi militernya.

Korea Utara Kamis memperingatkan bahwa `mendung gelap perang nuklir` kini menggumpal di atas semenanjung dan berikrar akan memperkuat persenjataan atomnya pada saat pihaknya memperingati Perang Korea 1950-53.

Kunjungan sehari Lee ke Tokyo adalah bagian dari `diplomasi KTT bolak-balik,` suatu sistem yang membuat para pemimpin melakukan saling berkunjung dua kali dalam setahun, untuk membahas berbagai masalah termasuk diplomatik dan ekonomi.

Mereka juga diperkirakan akan mendengar dari satu kelompok pemimpin bisnis Jepang dan Korea Selatan mengenai cara-cara untuk meningkatkan hubungan bilateral di bidang ekonomi.

Topik lain dalam agenda KTT tampaknya mencakup upaya ke arah melanjutkan kembali perundingan perdagangan bebas, resesi global dan membantu Afghanistan dan Pakistan dalam upaya mereka perang menghadapi gerilyawan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009