Jakarta (ANTARA News) - Virus influenza A (H1N1) yang  telah dinyatakan PBB sebagai pandemi global,  kini mulai berjangkit di dalam negeri.

Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Sabtu, dari 12 orang yang baru dinyatakan positif terinfeksi virus flu A (H1N1) dua diantaranya tertular di dalam negeri.

"Pasien berinisial R dan N tertular di sini dari pasien yang sebelumnya dinyatakan positif flu A (H1N1), tapi saya tidak ingat itu pasien yang mana," kata Tjandra.

Ia mengatakan, pihaknya belum bisa memprediksi kecenderungan penularan influenza A (H1N1) yang sebelumnya disebut flu babi tersebut.

Departemen Kesehatan, kata dia, masih mengumpulkan data pemantauan penyakit (surveilans) serupa influenza (Influenza Like Illness/ILI) pada rumah sakit dan Puskesmas yang dijadikan sebagai pusat surveilans (sentinel) untuk melihat kecenderungannya.

"Ada sentinel di Puskesmas dan rumah sakit yang melakukan pemantauan dari waktu ke waktu. Kami sudah meminta mereka melaporkan datanya ke dinas kesehatan setiap minggu supaya dinas kesehatan bisa menyampaikan datanya ke pusat," jelasnya.

Pada Jumat (3/7), jumlah pasien influenza A (H1N1) di Indonesia yang sudah dikonfirmasi positif melalui pemeriksaan laboratorium bertambah 12 orang sehingga kini jumlahnya 20 orang.

"Empat diantaranya warga negara asing dan delapan lainnya orang Indonesia," kata Tjandra.

Ke-12 pasien baru itu yakni AR (23), RA (10 bulan), HR (40), IG (33), N (34), BE (50), TD (65), F (14), RW (23), BA (22), JO (43) dan NN.

Menurut Tjandra, enam dari pasien baru tersebut kini dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (Jakarta), satu orang di Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta, satu orang di Rumah Sakit Internasional Bintaro dan empat lainnya di Rumah Sakit Sanglah Denpasar.

"Sebagian dilaporkan sudah pulang dan ada beberapa yang hari ini boleh pulang dari rumah sakit. Kondisi mereka baik, hanya demam, batuk dan pilek ringan. Bahkan ada yang tanpa gejala," katanya.

Sebelumnya, pada 28 Juni 2009, pemerintah mengumumkan penambahan delapan kasus flu A (H1N1) baru pada tiga warga negara Australia yang sedang berada di Bali dan tiga warga negara Indonesia yang baru pulang dari Singapura dan Australia.

Kasus itu dilaporkan empat hari setelah dua kasus influenza A (H1N1) pertama di Indonesia (24/6).

Lebih lanjut Tjandra menjelaskan, secara global penyakit influenza A baru tersebut memang berdampak ringan sehingga 95 persen diantaranya tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Tingkat kematian akibat penyakit itu pun masih rendah, kurang dari satu persen.

Namun pemerintah tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mencegah dan menanggulangi penyakit influenza baru yang awalnya muncul di Meksiko tersebut.

Menurut Tjandra, pemerintah memasang alat pemindai suhu tubuh di semua pintu masuk kedatangan internasional seperti bandara, pelabuhan dan terminal angkutan darat di perbatasan untuk menjaring orang yang diduga terinfeksi virus flu A (H1N1).

Pemerintah juga mewajibkan semua pendatang dari negara terdampak flu A (H1N1) mengenakan masker minimal selama tiga hari sejak kedatangan dan berencana menyediakan masker di pintu masuk kedatangan internasional untuk mencegah penularan penyakit tersebut.

"Dan kami mengimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat misalnya dengan mencuci tangan sesudah melakukan aktifitas dan sebelum makan, segera periksa kalau flu serta jangan lupa pakai masker selama sakit," katanya.

Pemerintah mengimbau masyarakat yang baru pulang dari negara-negara yang terjangkit dan mengalami gejala flu segera melapor dan memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Atau melapor ke Posko KLB melalui telepon ke nomor 021-4257125, faksimili ke nomor 021-42877588 atau surat elektronik ke alamat poskoklbp2pl@yahoo.com.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009