Dera Ismail Khan (ANTARA News/AFP) - AS melancarkan serangan-serangan rudal ke daerah suku pangkalan pemimpin Taliban Pakistan Baitullah Mehsud, Rabu, menewaskan 48 orang yang diduga gerilyawan, kata sejumlah pejabat keamanan.

Serangan-serangan itu -- gempuran kedua dan ketiga oleh pesawat tak berawak AS dalam waktu 24 jam terhadap pangkalan Mehsud di Waziristan Selatan -- dilakukan ketika Pakistan diperkirakan akan melancarkan serangan darat terhadap panglima perang tersebut.

Pakistan juga melaporkan Rabu bahwa Maulana Fazlullah, komandan Taliban yang paling diburu di lembah Swat, yang juga terletak di wilayah baratlaut, cedera selama ofensif militer belum lama ini. Ulama itu diburu karena pemberontakan dua tahun Taliban untuk memberlakukan hukum Islam di wilayah tersebut.

Rudal pertama Rabu menghancurkan lokasi yang diduga pusat pelatihan bagi muslim garis keras di Wazirisatan Selatan, menewaskan delapan militan pada dinihari, kata pejabat-pejabat keamanan.

Pada Rabu petang, satu pesawat tak berawak menghantam konvoi kendaraan yang mengangkut militan di sebuah markas Mehsud di daerah suku semi-otonomi yang sama, yang terletak di perbatasan dengan Afghanistan, kata beberapa pejabat Pakistan.

"Jumlah kematian meningkat menjadi 40 dan lima kendaraan juga hancur -- diserang oleh sebuah pesawat tak berawak AS di daerah Janata di Waziristan Selatan," kata seorang pejabat keamanan kepada AFP setelah sebelumnya menyebutkan 25 militan tewas.

Seorang pejabat keamanan lain Pakistan dan seorang anggota suku dari daerah itu mengkonfirmasi statistik yang sama, namun seorang pejabat senior ketiga mengatakan bahwa jumlah kematian dalam serangan itu antara 30 dan 40.

Militer AS, sesuai dengan aturan, tidak mengkonfirmasi serangan-serangan pesawat tak berawak, namun angkatan bersenjata Amerika dan CIA yang beroperasi di Afghanistan merupakan satu-satunya kekuatan yag memiliki pesawat tak berawak di kawasan tersebut.

Pakistan telah secara resmi menyatakan berkeberatan atas serangan pesawat tak berawak AS di wilayahnya dengan mengatakan, hal itu melanggar kedaulatannya dan mengganggu upayanya menangani militansi dengan mengobarkan amarah publik dan mendorong dukungan bagi kelompok militan.

Kawasan suku Pakistan dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan Pakistan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009