London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak merosot di bawah 60 dolar AS per barel pada Kamis waktu setempat, untuk pertama kalinya sejak akhir Mei, memperpanjang penurunan tajam dalam beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran tentang melemahnya permintaan energi.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus, turun 53 sen menjadi 59,61 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus turun 20 sen menjadi 60,23 dolar AS per barel di perdagangan London sore.

Harga telah sangat jatuh sejak Rabu ketika data yang dirilis oleh Departmen Energi AS (DOE) menunjukkan bahwa cadangan bensin negara itu meningkat 1,9 juta barel pada pekan yang berakhir 3 Juli, lebih dari dua kali lipat perkiraan pasar.

Cadangan bensin biasanya jatuh saat ini setiap tahunnya karena orang Amerika pergi berjalan-jalan untuk liburan musim panas, tetapi para analis mengatakan bahwa resesi telah mengurangi pengeluaran konsumen.

"Tampaknya - setidaknya untuk jangka pendek - sentimen di pasar minyak telah berubah lesu dan fundamental lemah (dari penawaran dan permintaan) berada dalam sorotan," kata analis di perusahaan konsultan JBC Energi pada Kamis.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Rabu mengatakan, pihaknya menurunkan proyeksi permintaan minyak global untuk jangka menengah dan jangka panjang karena seluruh dunia dilanda resesi.

Dalam "World Oil Outlook 2009", OPEC mengatakan, bahwa berdasarkan revisi utama proyeksinya, permintaan minyak akan "kurang dari 106 juta barel per hari (bph) pada 2030, turun dari 113 juta bph."

Para pemimpin G-8 pada Rabu, menyepakati 70-80 dolar AS adalah harga yang adil untuk membayar satu barel minyak, menurut Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyerukan untuk lebih menstabilkan minyak mentah berjangka setelah periode 12-bulan, yang telah melihat harga untuk satu barel minyak mentah berfluktuasi antara 32 hingga 147 dolar AS.

Sementara itu harga minyak telah merosot pekan ini, walaupun terjadi serangan terbaru terhadap pipa minyak di Nigeria.

Militan Nigeria pada Rabu mengatakan, mereka meledakkan dua pipa saluran minyak utama sebagai peningkatan serangan mereka dalam merespon terhadap tawaran amnesti pemerintah.

Gerakan untuk Kemerdekaan Delta Niger (MEND) mengatakan, mereka telah meledakkan aluran pipa minyak yang dioperasikan oleh raksasa Inggri-Belanda Shell dan grup Italia Agip dalam serangan sebelum fajar di negara bagian Bayelsa.

MEND, kelengkapan terbaik dari sejumlah kelompok pemberontak yang beroperasi di selatan pusath minyak, telah menyatakan setidaknya tujuh serangan sejak pemerintah menawarkan amnesti pada 25 Juni.

Militan mengatakan dalam sebuah kampanye untuk melumpuhkan industri minyak hingga keluhan mereka tentang ketidakadilan distribusi kekayaan minyak dijawab.

Kerusuhan di Nigeria sejak 2006 telah mengurangi produksi minyak mentah harian Nigeria sekitar 30 persen menjadi 1,8 juta barel.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009