Ghazni (ANTARA News) - Empat penjaga keamanan tewas dalam serangan gerilyawan di Afghanistan selatan Sabtu namun pasukan pemerintah telah menewaskan 30 gerilyawan.

Kekerasan tersebut menyusul hari berdarah bagi pasukan Inggris pimpinan-NATO yang kehilangan delapan tentara dalam serangan yang diduga dilakukan gerilyawan Taliban di provinsi Helmand di bagian selatan negara itu.

Para penjaga keamanan tersebut tewas ketika satu konvoi pasukan yang mereka kawal ke sebuah markas pimpinan-NATO mendapat serangan roket gerilyawan di provinsi Ghazni di Afghanistan tengah, kepala polisi provinsi Kheyal Baz Sherzai mengatakan pada AFP.

Satu hari sebelumnya, 11 gerilyawan tewas dalam operasi oleh pasukan Afghanistan dan internasional di tempat lainnya di Ghazni, gubernur provinsi Mohammad Osman Osmani mengatakan pada AFP secara terpisah.

Juga pada Jumat, di provinsi Uruzgan di Afghanistan selatan, 29 gerilyawan tewas dalam operasi yang sama, kementerian dalam negeri mengatakan di ibukota Kabul.

"Mayat delapan gerilyawan ditinggal di medan tempur," kementerian itu mengatakan dalam satu pernyataan. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan-NATO telah membantu polisi Afghanistan dalam operasi itu, pernyatan tersebut menambahkan.

Tidaklah mungkin untuk membuktikan laporan mengenai insiden itu secara tidak memihak.

Serangan-serangan yang berkaitan dengan pemberontakan pimpinan-Taliban meningkat dalam beberapa pekan belakangan ini dengan beberapa serangan besar berlangsung terhadap markasbesar Taliban sebelum pemilihan presiden 20 Agustus, yang juga akan diikuti oleh Presiden Hamid Karzai.

Delapan tentara Inggris tewas dalam serangan gerilyawan Jumat di provinsi Helmand di Afghanistan selatan, tempat ribuan marinir AS yang baru dikerahkan dan tentara Inggris mendesak gerilyawan di sejumlah tempat menjelang pemilihan presiden itu.

Inggris sekarang telah kehilangan 184 tentara di Afghanistan sejak operasi dimulai pada 2001 -- melebihi 179 tentaranya yang tewas di Irak sejak serangan pimpinan-AS pada 2003.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009