Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Saifullah Yusuf mengatakan, pernyataannya meminta KH Hasyim Muzadi mengakhiri kepemimpinannya di Nahdlatul Ulama (NU), bukan berarti dirinya tidal loyal.

"Loyalitas dan ketaatan saya hanya pada NU," kata Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, ketika dihubungi via telepon di Surabaya, Senin.

Menurut Saifullah, permintaannya agar Hasyim tak lagi memimpin NU justru demi kebaikan organisasi keagamaan itu sendiri karena ia menilai tidak ada prestasi menonjol yang diukir Hasyim selama dua periode memimpin NU.

Dibawah kepemimpinan Hasyim, kata Saifullah, justru NU lebih diarahkan untuk kepentingan politik praktis, dukung-mendukung dalam ranah kekuasaan.

"Seharusnya NU menjadi tenda besar yang mengayomi semua orang," kata Saifullah yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur tersebut.

Ia lantas menyebutkan tindakan Hasyim dalam memobilisasi dukungan di kalangan NU untuk mendukung calon tertentu dalam Pemilu presiden dan pemilihan gubernur Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Ditanya apakah ia menginginkan Hasyim mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir pada muktamar NU di Makassar akhir Januari 2010, Saifullah menyatakan, hal itu terserah Hasyim.

"Persoalan apakah Pak Hasyim berhenti sebelum muktamar atau saat muktamar nanti, itu terserah Pak Hasyim," katanya.

Wacana agar Hasyim mengakhiri kepemimpinannya di NU dilontarkan Saifullah pertama kali usai menghadiri acara pertemuan di salah satu pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (11/7).

Wakil Sekjen PBNU Saiful Bahri Anshori di Jakarta, Senin, bereaksi keras terhadap pernyataan keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.

Menurutnya, sebagai badan otonom NU, GP Ansor secara organisatoris dan moral tidak memiliki hak meminta pengurus NU mengundurkan diri.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009